LAPORAN BACA
MISTERI DI HUTAN RIMBA
(Cerita Rakyat)
1. Identitas Buku
Judul buku : Misteri
Di Hutan Rimba
Diceritakan kembali : Erli Yetti
Halaman : 76
Tebal :
0,5 cm
Panjang :
21 cm
Lebar :
15 cm
Penerbit : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
Jalan
Daksinapati Barat IV Rawamangun, Jakarta
Timur
2. Sinopsis Cerita
Sultan Salehuddin adalah seorang raja muda yang berkuasa di Kerajaan Bima.
Dia belum memiliki istri karena dia belum menemukan gadis yang cocok dengan
hatinya. Ketika sedang berburu dihutan, Sultan menemukan gadis yang menarik
hatinya. Dia ingin memiliki gadis itu. Akhirnya, raja muda itu menculik dan
membawa gadis itu ke istananya. Walaupun sedih karena terpisah dari
keluarganya, Siti Mardinah, nama itu menerima juga lamaran Sultan untuk
dijadikan sebagai permaisuri. Ketika pesta pernikahan sedang berlangsung,
Salehudin tidak menyadari kalau ada seseorang yang selalu memandangi istrinya.
Dia adalah Sulatan Dompu. Sultan Dompu terkejut melihat paras gadis itu yang
mirip dengan istrinya yang hilang puluhan tahun lalu. Sekembalinya dari pesta
itu, atas nasihat patihnya, Sultan Dompu kembali ke Kerajaan Bima untuk
bertanya tentang asal Siti Mardinah. Sultan Salehudin pun membeberkan
pengalamanya ketika mendapatkan Siti Mardinah. Dan kebetulan pula, dia pun akan
mengantar istrinya ke hutan untuk bertemu dengan keluarganya. Sultan Salehudin
mengajak Sultan Dompu pergi bersamanya. Sesampai dihutan mereka bertemu dengan
keluarga Siti Mardinah yang ternyata adalah anak istri Sultan Dompu yang
terpisah puluhan tahun lalu. Yang telah terlepas dari guna-guna wanita yang ditolak
Sultan Dompu untuk menjadi istri keduanya. Wujudnya telah berubah dari rupa
seekor kerbau betina menjadi manusia seutuhnya. Kebahagian pun meliputi kedua
keluarga itu. Yang dirasakan juga oleh rakyat mereka masing-masing. Sultan
Dompu menjadi mertua sahabatnya sendiri yaitu Sultan Salehuddin
3.
Isi Laporan
Sampul dari buku cerita rakyat ini menggambarkan raja dan pengawal serta
kuda kerajaan berada dihutan. Selain mereka tampak pula seorang wanita yang
menekukkan kepala seraya melukiskan kesediahan. Ini semua merupakan
penggambaran isi cerita dimana raja dan parjuritnya bertemu dengan gadis
cantik.
Cerita ini merupakan cerita rakyat dari Nusa Tenggara Barat. Tema yang
diangkat dalam cerita ini adalah kesabaran, keikhlasan dan ketulusan hati akan
membawa kebahagian. Alur cerita yang digunakan yaitu alur maju. Gaya bahasa
yang digunakan adalah gaya bahasa dalam kerajaan seperti hamba, permaisuri,
dinda, kanda dan pembicaraan yang hanya terdapat dalam istana.
Sudut pandang pengarang dalam cerita ini adalah orang ketiga serba tahu,
karena pengarang hanya sekedar bercerita tanpa melibatkan diri dalam cerita
ini. Ada beberapa tempat yang diceritakan disini seperti Istana Bima, Hutan
Loda, gubuk Siti Mardina, dan Keraton Sultan Dompu. Suasana cerita ini awalnya
sedih, namun pertengahan cerita, kebahagian mulai ada tetapi belum seluruh
orang merasakannya. Cerita pun berakhir bahagia baik dari pihak Sultan
Salehudin juga dari pihak Sultan Dompu.
Tokoh-tokoh yang berperan dalam cerita yaitu Sultan Salehuddin, Siti
Mardinah, Siti Pardinah, Ibu Kerbau atau Istri Sultan Dompu, Sultan Sumbawa,
Sultan Goa, pengawal atau prajurit serta dayang. Perwatakan tokoh semuanya
protagonis, walaupun Sultan Salehuddin pernah menculik Siti Mardinah tetapi dia
tidak menyakitinya melainkan ingin menikahinya. Untuk perwatakan antagonis
tidak berperan langsung pada cerita saat itu, dia hanya sebagai masa lalu yang
membuat Istri Sultan Dompu berubah menjadi kerbau dan hidup sengsara, dia
adalah wanita yang ditolak Sultan Dompu untuk mejadi istri keduanya karena
Sultan Dompu sangat mencintai dan menyayangi permaisurinya.
Amanat yang terdapat dalam kisah ini adalah kita harus sabar dan ikhlas
serta tetap mendekatkan diri kepada Sang Khaliq dalam menghadapi ujian
kehidupan karena dengan itulah kita bisa meraih kebahagian. Dalam meraih
keinginan kita sebaiknya jangan menyimpang atau dengan berbuat jahat, walaupun
niatnya baik tetapi kita akan dihantui oleh rasa bersalah. Kita harus
menyayangi orang tua kita bagaimana pun bentuk rupa dan keadaanya. Kita juga
harus mentaati semua nasihat orang tua kita agar kita selamat. Dan kita haru
menumbuhkan dan memelihara sifat pemaaf agar kebahagiaan selalu menyertai kita.
Dalam berteman dan bersaudara kita harus saling meperhatikan dan menasehati kearah yang positif. Kita juga
harus memelihara sifat setia dan menepati janji. Karena jika kita setia dan
tidak menepati janji maka kita tidak akan mendapat kebahagiaan, walaupun
mendapatkan itu hanya akan bersifat sementara dan semu belaka.
4. Kesimpulan
Dalam hidup ini tidak semuanya ada ataupun terjadi sesuai dengan kehendak
kita. Oleh karena itu kita harus bisa berlapang dada menerima semua keadaan.
Selain bersabar kita juga harus ikhlas dan tetap berdoa pada pemilik Semua
Kuasa agar harapan kita terkabulkan. Sambil menjalani kehidupan yang ada dengan
penuh ketulusan ahti
Semua derita yang dijalanai dengan ketulusan dan usaha untuk melepaskan
diri dari derita itu akan berbuah hasil yaitu kebahagian yang tidak hanya kita
rasakan sendiri tetapi orang lain pun akan merasa hal yang sama. Hidup itu
perlu perjuangan, perjuangan yang tiada henti dan tanpa putus asa.
Pertemuan dan perpisahan tida seorang pun yang tahu, kita harus jalani
dengan sebaik mungkin. Kedepannya orang tersebut bisa menjadi bagian terdekat
dalam hidup kita. Oleh karena itu kita harus berbuat baik kepada siap pun,
karna Dibalik semua peristiwa pasti ada hikmahnya dan setiap pengorbanan yang
tulus akan mendapat balasan yang lebih baik pula.
pengarang nya siapa ???
BalasHapusKentang
BalasHapusKok ga ada pengarangnya
BalasHapusHhhhhhhhhh
BalasHapusSiiaaaap
BalasHapusHahhhh
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus