Kamis, 11 Oktober 2012

LAPORAN BACA SKRIPSI "Analisis Persoalan dan Perjuangan Sosial pada Novel"


Laporan Baca Skripsi Sastra

Analisis Persoalan dan Perjuangan Sosial pada  Novel

Saraswati Si Gadis dalam Sunyi Karya A.A Navis

1.    Identitas Skripsi

Judul                    : Analisis Persoalan dan Perjuangan Sosial pada  Novel

                              Saraswati Si Gadis dalam Sunyi Karya A.A Navis.

Penulis                 : Vivi Nova Rina

Nim penulis         : 0310606

Pengujian             : Sabtu, 06 Oktober 2007

Penguji                : 1. Ketua, Drs. Fadli Azhar, Dipl. M.Ed. (NIP 131288606)

2.    Sekretaris, Dra. Charlina, M.Hum. (NIP 132049028)

3.    Drs. Abdul Razak (NIP 131412466)

4.    Dra. Charlina, M.Hum. (NIP 132049028)

5.    Drs. Mangatur Sinaga (NIP 131756793)

6.    Drs. Nursal Hakim, M.Pd (NIP 131477239)

7.    Drs. Elmustian, M.A. (NIP 131962628)

8.    Drs. Khalil Mukhtar (NIP 131286029)

Mengetahui          : Dekan FKIP UR, Drs. Isjoni, M.Si. (NIP 131471579)

Menyetujui          : 1. Pembimbing I, Drs. Elmustian, M.A. (NIP 131962628)

                        2. Pembimbing II, Drs. Mangatur Sinaga (NIP 131756793)

3. Ketua Prodi, Dra. Charlina, M.Hum. (NIP 132049028)

2. Isi Laporan

Skripsi yang berjudul “Analisis Persoalan dan Perjuangan Sosial pada  Novel  Saraswati Si Gadis dalam Sunyi Karya A.A Navis” ini terdiri dari V BAB yaitu BAB I mengenai pendahuluan, BAB  II tinjauan teoritis, BAB III metode penelitian, BAB IV penyajian hasil penelitian, BAB V simpulan dan saran. Penulisan skripsi ini dilatar belakangi oleh status novel ini yaitu pemenang sayembara bertemakan kemanusiaan yang diadakan oleh UNESCO/IKAPI dan  sarat dengan konflik sosial. Novel ini menceritakan perjuangan yang dilakukan oleh seorang gadis bisu dan tuli untuk mencapai kehidupan yang layak seperti kebanyakan gadis seusianya.

Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah masalah faktor sosial yaitu persoalan sosial dan perjuangan sosial. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui dan memaparkan persoalan-persoalan sosial yang ada dalam novel  Saraswati Si Gadis dalam Sunyi melalui tokohnya dan untuk mengetahui dan memaparkan perjuangan sosial yang dilakukan tokoh dalam novel Saraswati Si Gadis dalam Sunyi.

Manfaat penelitian ini yaitu untuk memperdalam pengetahuan peneliti dalam bidang sastra, untuk bahan masukan bagi guru, siswa, dan mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, dan untuk menambah dan memperluas ilmu pengetahuan penulis dalam menganalisis karya-karya fiksi khususnya tinjauan ekstrinsik dalam sebuah novel, serta menambah pengetahuan pembaca sebagai bahan masukan dan informasi bagi lembaga pendidikan dan pembinaan-pembinaan pengembangan sastra. Sebelum memasuki bab dua terdapat defenisi operasional.

 Sub judul defenisi operasional ini mendefenisikan bagian-bagian yang akan dibahas dalam bab berikutnya. Defenisi operasional ini dibuat agar orang yang membaca skripsi nantinya paham dan tidak bingung memahami skripsi pada saat membaca isi atau hasil penelitian skripsi ini. dengan penyajian singkat, langsung pada arti dan mudah dipahami akan memudahkan pembaca.

Peneliti menggunakan beberapa teori untuk rujukan penelitian dengan mengutip pendapat para ahli dibidangnya seperti Soemardjan dan Soemardi, Raucek dan Warren, J.A.A. Van Doom dan C.J. Lammers, Snow,  dan Marxian untuk teori sosiologi. Untuk sosiologi sastra peneliti mengutip pendapat Damono, Kamus Lengkap Sosiologi, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Soejono Soekanto, dan Abdul Syani.

Persoalan sosial yang ada dalam karya sastra yaitu diskriminasi, kebodohan, pesimis, kemiskinan, dan harga diri. Perjuangannya pun mengenai mengatasi persoalan sosial tersebut. Penelitian yang relevan dengan skrpsi ini yaitu nilai-nilai sosiologi pada novel Kemarau oleh Yoppy (2002).

Waktu penelitian yaitu dari tanggal 20 Maret 2007 sampai dengan 11 September 2007. Sumber data penelitian skripsi ini bersifat primer, data yang diambil dari teks novel. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode deskriptif. Teknik dokementasi peneliti menggunakan teknik dokumentasi (kepustakaan). Dan teknik analisis data peneliti adalah membaca dengan seksama objek penelitian yaitu Saraswati Si Gadis dalam Sunyi, membuat sinopsis, mengindentifikasi masalah sosial tokoh yang ada dalam novel Saraswati Si Gadis dalam Sunyi disertai kutipan teks, mengindentifikasi Saraswati Si Gadis dalam Sunyi disertai kutipan teks, membuat simpulan dan data yang diperoleh tentang persoalan sosial yang disampaikan di dalam novel dan perjuangan sosial dalam novel.

Persoalan deskriminasi yang ditemukan dalam novel yaitu dengan keadaan Saraswati yang tuli dan bisu, ia diperlakukan istimewa dan inilah yang menimbulkan kesedihan pada diri Saraswati, dia juga diolok-olok dan membuat orang lain tertawa. Selain itu sehari-harinya ia menjadi gadis pengembala itik dan kambing, ini tidak wajar baginya, apakah tidak ada pekerjaan yang lebih pantas diberikan pada gadis tuna rungu. Hal ini mmenggambarkan masih adanya orang cacat yang mendapat perlakuan yang buruk di tengah  masyarakat.

Persoalan kebodohan yaitu sebagai gadis tuna rungu Saraswati tidak pernah mengecap ilmu pengetahuan di sekolah karena memang pada saat itu belum ada sekolah untuk orang cacat, oleh karena itu, dia menjadi seorang gadis pengembala yang buta huruf. Buta huruf memang sering kali membuat seseorang dilecehkan dan statusnya dianggap rendah.

Saras tidak bisa membaca dan menulis sehingga membuatnya tidak mengenal seluk beluk kehidupan, apalagi dia tinggal di kampung sehingga sulit mencari sekolah untuk orang cacat. Inilah gambaran bagaiman kurangnya pendidikan orang-orang cacat yang menyebabkan mereka kalah bersaing dengan manusia yang lengkap alat indranya. Keterpurukan Saraswati merupakan sisi gelap kehidupan orang cacat di tengah masyarakat.

Persoalan pesimis, dalam novel ini tergambar bagaimana Saraswati merasa diperlakukan tidak layak oleh keluarganya sehingga membuatnya kecewa akan nasibnya. Saraswati mulai pesimis dan putus asa terhadap dirinya setelah ia melihat bagaimana orang-orang cacat diperlakukan seperti seorang pembantu di rumah saudaranya sendiri.

Persoalan kemiskinan terjadi pada diri Saraswati karena kebodohannya sendiri yang tidak bisa memanfaatkan warisan yang ditinggalkan Ayah dan Ibunya. Bukanlah keadaan yang mengharuskan mereka kekurangan pangan atau tinggal di kolong jembatan, tetapi kemiskinan yang ditimbulkan oleh kebodohan Saraswati seorang gadis cacat yang tidak mampu memanfaatkan pikiran maupun fisiknya untuk berusaha, Saraswati hanya pasrah menanti belas kasihan dari orang lain. Dunia yang dimasukinya sangat berbeda dengan dunia yang berbeda, perbedaan inilah yang membuat ia merasa menjadi orang yang sangat miskin di dunia.

Persoalan harga diri dalam novel tergambar dari sangat bencinya Saraswati terhadap orang bisu dan tuli yang suka menempatkan dirinya sebagai suruhan, karena manusia cacat juga mempunyai harga diri yang harus di hargai. Harga diri bukan hanya kepunyaan orang-orang yang sempurna.

Perjuangan dalam menuntut haknya, Saraswati tidak mau lagi menjadi seorang gadis pengembala. Ia ingin hidup seperti manusia lainnya, walaupun ia bisu dan tuli. Perjuangan yang dilakukan Saraswati dalam menuntut haknya terhadap keluarga Angah akhirnya berhasil, Angah menyadari bahwa Saraswati juga merupakan bagian dari keluarga mereka dan sepantasnya diperlakukan dengan baik.

Perjuangan dalam meningkatkan pendidikan, keinginan Saraswati untuk belajar akhirnya muncul ketika ia menyaksikan orang cacat sepertinya dapat melakukan hal yang biasa dikerjakan oleh orang-orang yang tidak cacat.ia belajar membaca dan menulis serta menjahit, hal ini membuat kepercayaannya semakin bertambah.

Perjuangan dalam mengatasi pesimis, selama ini Saraswati selalu merasa kekurangan padahal ia memiliki kemampuan untuk maju, kekuranga fisik yang selama ini menjadi penghalang sudah tidak membuatnya menjadi seorang gadis yang pesimis. Perjuangan Saraswati dalam mengatasi kemiskinan terlihat pada dibukanya usaha jahitnya yang dapat membantu keluargannya, sehingga kehidupan  Saraswati akhirnya mulai membaik.

Perjuangan mengangkat harga diri terlihat pada tidak maunya Saraswati menggunakan bahasa tangannya orang bisu. Dia ingin dipandang sebagai manusia yang bisa dihargai dan bukan untuk bahan tertawaan orang banyak. Pada hakikatnya Saraswati berjuang melawan nasib yang membuatnya menderita, nasib yang membuatnya kelas bawah, padahal tuhan yang disembah setiap orang tidak ppernah membedakan umatnya.

Saraswati memperoleh kepercayaan diri setelah dia bisa membaca buku-buku yang mengisahkan banyaknya perempuan-perempuan yang dihargai dan memberikan pelayanan bagi orang lain. Penghargaan seperti memberikan motivasi tersendiri bagi Saraswati agar dia lebih meningkatkan kemampuanna sehingga harga dirinya bisa terangkat.

Simpulan penelitian ini adalah novel  Saraswati Si Gadis dalam Sunyi karya A.A Navis, melalui pendekatan analisis sosiologi mengungkapkan persoalan sosial kehidupan orang cacat yang terjadi dalam masyarakat, yaitu diskriminasi, kebodohan, pesimis, kemiskinan, dan harga diri, sedangkan untuk mendapatkan hidup yang lebih baik Saraswati melakukan perjuangan seperti menuntut haknya, meningkatkan pendidikan, mengatasi kemiskinan dan mengankat harga diri.

Saran dalam skripsi ini yaitu novel dalam penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan di perpustakaan Universitas karena manfaatnya sangat besar untuk meningkatkan cakrawala mahasiswa agar peka terhadap masalah sosial yang terdapat di lingkungan kita dan bagaimana cara kita menyikapi bila terjadi pada diri pembaca sendiri agar lebih optimis lagi untuk memandang masalah yang kita alami dan jangan cepat putus asa. Kemudian dianjurkan kepada peneliti lain, untuk mengadakan penelitian yang serupa pada judul novel lain, untuk lebih mengetahui permaslahan yang sering terjadi dimasa sekarang ini, serta bagi masyarakat umum novel ini paling cocok dijadikan bahan bacaan karena cerita yang terkandung di dalamnya sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Demikianlah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar