Laporan Baca Skripsi
Sastra
Analisis Persoalan dan
Perjuangan Sosial pada Novel
Saraswati Si Gadis
dalam Sunyi Karya A.A Navis
1.
Identitas Skripsi
Judul
: Analisis Persoalan
dan Perjuangan Sosial pada Novel
Saraswati Si Gadis dalam Sunyi Karya A.A
Navis.
Penulis :
Vivi Nova Rina
Nim penulis : 0310606
Pengujian : Sabtu, 06 Oktober 2007
Penguji :
1. Ketua, Drs. Fadli Azhar, Dipl. M.Ed. (NIP 131288606)
2. Sekretaris, Dra. Charlina, M.Hum. (NIP
132049028)
3. Drs. Abdul Razak (NIP 131412466)
4. Dra. Charlina, M.Hum. (NIP 132049028)
5. Drs. Mangatur Sinaga (NIP 131756793)
6. Drs. Nursal Hakim, M.Pd (NIP 131477239)
7. Drs. Elmustian, M.A. (NIP 131962628)
8. Drs. Khalil Mukhtar (NIP 131286029)
Mengetahui : Dekan FKIP UR, Drs. Isjoni, M.Si. (NIP 131471579)
Menyetujui : 1. Pembimbing I,
Drs. Elmustian, M.A. (NIP 131962628)
2. Pembimbing II, Drs.
Mangatur Sinaga (NIP 131756793)
3. Ketua Prodi, Dra.
Charlina, M.Hum. (NIP 132049028)
2. Isi Laporan
Skripsi
yang berjudul “Analisis Persoalan dan
Perjuangan Sosial pada Novel Saraswati Si Gadis dalam Sunyi Karya A.A
Navis” ini terdiri dari V BAB yaitu BAB I mengenai pendahuluan, BAB II tinjauan teoritis, BAB III metode
penelitian, BAB IV penyajian hasil penelitian, BAB V simpulan dan saran.
Penulisan skripsi ini dilatar belakangi oleh status novel ini yaitu pemenang
sayembara bertemakan kemanusiaan yang diadakan oleh UNESCO/IKAPI dan sarat dengan konflik sosial. Novel ini
menceritakan perjuangan yang dilakukan oleh seorang gadis bisu dan tuli untuk
mencapai kehidupan yang layak seperti kebanyakan gadis seusianya.
Permasalahan
yang dibahas dalam skripsi ini adalah masalah faktor sosial yaitu persoalan
sosial dan perjuangan sosial. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui dan
memaparkan persoalan-persoalan sosial yang ada dalam novel Saraswati
Si Gadis dalam Sunyi melalui tokohnya dan untuk mengetahui dan memaparkan
perjuangan sosial yang dilakukan tokoh dalam novel Saraswati Si Gadis dalam Sunyi.
Manfaat penelitian ini yaitu untuk
memperdalam pengetahuan peneliti dalam bidang sastra, untuk bahan masukan bagi
guru, siswa, dan mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, dan untuk
menambah dan memperluas ilmu pengetahuan penulis dalam menganalisis karya-karya
fiksi khususnya tinjauan ekstrinsik dalam sebuah novel, serta menambah
pengetahuan pembaca sebagai bahan masukan dan informasi bagi lembaga pendidikan
dan pembinaan-pembinaan pengembangan sastra. Sebelum memasuki bab dua terdapat
defenisi operasional.
Sub judul defenisi operasional ini
mendefenisikan bagian-bagian yang akan dibahas dalam bab berikutnya. Defenisi
operasional ini dibuat agar orang yang membaca skripsi nantinya paham dan tidak
bingung memahami skripsi pada saat membaca isi atau hasil penelitian skripsi
ini. dengan penyajian singkat, langsung pada arti dan mudah dipahami akan
memudahkan pembaca.
Peneliti
menggunakan beberapa teori untuk rujukan penelitian dengan mengutip pendapat
para ahli dibidangnya seperti Soemardjan dan Soemardi, Raucek dan Warren,
J.A.A. Van Doom dan C.J. Lammers, Snow,
dan Marxian untuk teori sosiologi. Untuk sosiologi sastra peneliti
mengutip pendapat Damono, Kamus Lengkap
Sosiologi, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Soejono Soekanto, dan Abdul
Syani.
Persoalan
sosial yang ada dalam karya sastra yaitu diskriminasi, kebodohan, pesimis,
kemiskinan, dan harga diri. Perjuangannya pun mengenai mengatasi persoalan
sosial tersebut. Penelitian yang relevan dengan skrpsi ini yaitu nilai-nilai
sosiologi pada novel Kemarau oleh
Yoppy (2002).
Waktu penelitian yaitu dari tanggal 20
Maret 2007 sampai dengan 11 September 2007. Sumber data penelitian skripsi ini
bersifat primer, data yang diambil dari teks novel. Metode penelitian yang
digunakan oleh peneliti adalah metode deskriptif. Teknik dokementasi peneliti
menggunakan teknik dokumentasi (kepustakaan). Dan teknik analisis data peneliti
adalah membaca dengan seksama objek penelitian yaitu Saraswati Si Gadis dalam Sunyi, membuat sinopsis, mengindentifikasi
masalah sosial tokoh yang ada dalam novel Saraswati
Si Gadis dalam Sunyi disertai kutipan teks, mengindentifikasi Saraswati Si Gadis dalam Sunyi disertai
kutipan teks, membuat simpulan dan data yang diperoleh tentang persoalan sosial
yang disampaikan di dalam novel dan perjuangan sosial dalam novel.
Persoalan deskriminasi yang ditemukan
dalam novel yaitu dengan keadaan Saraswati yang tuli dan bisu, ia diperlakukan
istimewa dan inilah yang menimbulkan kesedihan pada diri Saraswati, dia juga
diolok-olok dan membuat orang lain tertawa. Selain itu sehari-harinya ia
menjadi gadis pengembala itik dan kambing, ini tidak wajar baginya, apakah
tidak ada pekerjaan yang lebih pantas diberikan pada gadis tuna rungu. Hal ini
mmenggambarkan masih adanya orang cacat yang mendapat perlakuan yang buruk di
tengah masyarakat.
Persoalan kebodohan yaitu sebagai gadis
tuna rungu Saraswati tidak pernah mengecap ilmu pengetahuan di sekolah karena
memang pada saat itu belum ada sekolah untuk orang cacat, oleh karena itu, dia
menjadi seorang gadis pengembala yang buta huruf. Buta huruf memang sering kali
membuat seseorang dilecehkan dan statusnya dianggap rendah.
Saras tidak bisa membaca dan menulis
sehingga membuatnya tidak mengenal seluk beluk kehidupan, apalagi dia tinggal
di kampung sehingga sulit mencari sekolah untuk orang cacat. Inilah gambaran
bagaiman kurangnya pendidikan orang-orang cacat yang menyebabkan mereka kalah
bersaing dengan manusia yang lengkap alat indranya. Keterpurukan Saraswati
merupakan sisi gelap kehidupan orang cacat di tengah masyarakat.
Persoalan pesimis, dalam novel ini
tergambar bagaimana Saraswati merasa diperlakukan tidak layak oleh keluarganya
sehingga membuatnya kecewa akan nasibnya. Saraswati mulai pesimis dan putus asa
terhadap dirinya setelah ia melihat bagaimana orang-orang cacat diperlakukan
seperti seorang pembantu di rumah saudaranya sendiri.
Persoalan kemiskinan terjadi pada diri
Saraswati karena kebodohannya sendiri yang tidak bisa memanfaatkan warisan yang
ditinggalkan Ayah dan Ibunya. Bukanlah keadaan yang mengharuskan mereka
kekurangan pangan atau tinggal di kolong jembatan, tetapi kemiskinan yang
ditimbulkan oleh kebodohan Saraswati seorang gadis cacat yang tidak mampu
memanfaatkan pikiran maupun fisiknya untuk berusaha, Saraswati hanya pasrah
menanti belas kasihan dari orang lain. Dunia yang dimasukinya sangat berbeda
dengan dunia yang berbeda, perbedaan inilah yang membuat ia merasa menjadi
orang yang sangat miskin di dunia.
Persoalan harga diri dalam novel tergambar
dari sangat bencinya Saraswati terhadap orang bisu dan tuli yang suka
menempatkan dirinya sebagai suruhan, karena manusia cacat juga mempunyai harga
diri yang harus di hargai. Harga diri bukan hanya kepunyaan orang-orang yang
sempurna.
Perjuangan dalam menuntut haknya,
Saraswati tidak mau lagi menjadi seorang gadis pengembala. Ia ingin hidup
seperti manusia lainnya, walaupun ia bisu dan tuli. Perjuangan yang dilakukan
Saraswati dalam menuntut haknya terhadap keluarga Angah akhirnya berhasil,
Angah menyadari bahwa Saraswati juga merupakan bagian dari keluarga mereka dan
sepantasnya diperlakukan dengan baik.
Perjuangan dalam meningkatkan
pendidikan, keinginan Saraswati untuk belajar akhirnya muncul ketika ia
menyaksikan orang cacat sepertinya dapat melakukan hal yang biasa dikerjakan
oleh orang-orang yang tidak cacat.ia belajar membaca dan menulis serta
menjahit, hal ini membuat kepercayaannya semakin bertambah.
Perjuangan dalam mengatasi pesimis,
selama ini Saraswati selalu merasa kekurangan padahal ia memiliki kemampuan
untuk maju, kekuranga fisik yang selama ini menjadi penghalang sudah tidak
membuatnya menjadi seorang gadis yang pesimis. Perjuangan Saraswati dalam
mengatasi kemiskinan terlihat pada dibukanya usaha jahitnya yang dapat membantu
keluargannya, sehingga kehidupan Saraswati
akhirnya mulai membaik.
Perjuangan mengangkat harga diri
terlihat pada tidak maunya Saraswati menggunakan bahasa tangannya orang bisu.
Dia ingin dipandang sebagai manusia yang bisa dihargai dan bukan untuk bahan
tertawaan orang banyak. Pada hakikatnya Saraswati berjuang melawan nasib yang
membuatnya menderita, nasib yang membuatnya kelas bawah, padahal tuhan yang
disembah setiap orang tidak ppernah membedakan umatnya.
Saraswati memperoleh kepercayaan diri
setelah dia bisa membaca buku-buku yang mengisahkan banyaknya
perempuan-perempuan yang dihargai dan memberikan pelayanan bagi orang lain.
Penghargaan seperti memberikan motivasi tersendiri bagi Saraswati agar dia
lebih meningkatkan kemampuanna sehingga harga dirinya bisa terangkat.
Simpulan penelitian ini adalah
novel Saraswati Si Gadis dalam Sunyi karya A.A Navis, melalui pendekatan
analisis sosiologi mengungkapkan persoalan sosial kehidupan orang cacat yang
terjadi dalam masyarakat, yaitu diskriminasi, kebodohan, pesimis, kemiskinan,
dan harga diri, sedangkan untuk mendapatkan hidup yang lebih baik Saraswati
melakukan perjuangan seperti menuntut haknya, meningkatkan pendidikan,
mengatasi kemiskinan dan mengankat harga diri.
Saran
dalam skripsi ini yaitu novel dalam penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan
di perpustakaan Universitas karena manfaatnya sangat besar untuk meningkatkan
cakrawala mahasiswa agar peka terhadap masalah sosial yang terdapat di
lingkungan kita dan bagaimana cara kita menyikapi bila terjadi pada diri
pembaca sendiri agar lebih optimis lagi untuk memandang masalah yang kita alami
dan jangan cepat putus asa. Kemudian dianjurkan kepada peneliti lain, untuk
mengadakan penelitian yang serupa pada judul novel lain, untuk lebih mengetahui
permaslahan yang sering terjadi dimasa sekarang ini, serta bagi masyarakat umum
novel ini paling cocok dijadikan bahan bacaan karena cerita yang terkandung di
dalamnya sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Demikianlah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar