Kamis, 11 Oktober 2012

LAPORAN BACA NOVEL LANGIT KELABU DI ATAS KALI KUTO


LAPORAN BACA

LANGIT KELABU DI ATAS KALI KUTO

(Cerita Rakyat)

1. Identitas Buku

Judul buku                  : Langit Kelabu di Atas Kali Kuto

Diceritakan kembali    : Alem Savero Reyhan

Halaman                      : 53

Tebal                           : 0,5 cm

Panjang                       : 21 cm

Lebar                           : 15 cm

Penerbit                       : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional

              Jalan  Daksinapati Barat IV Rawamangun, Jakarta

              Timur

 

2. Sinopsis Cerita

Sri Pandan itu gadis nan cantik rupawan. Dengan diiringi dua pengikutnya, dia mencari saudaranya yang terpisah semenjak kecil. Dalam perjalannya Sri Pandan diminta menjadi ratu di Kerajaan Plosokuning. Adapun Pangeran Benawa yang tertarik oleh kecantikan Sri Pandan menyuruh Ragil untuk melamarnya. Sri Pandan tidak tertarik pada Pangeran Benawa, tetapi dia malah tertarik pada Ragil. Dia minta Ragil untuk menjadi pendamping hidupnya. Pangeran Benawa marah sekali. Dia menyeret Ragil dari depan Sri Pandan dan menghajar Ragil. Untung Ragil yang terluka parah ditolong oleh Pangeran Sambong yang kemudian diangkat menjadi anak. Nama Ragil pun diganti menjadi Bagus Banteng. Setelah sehat, dengan dibekali pusaka Jalak Plengkang Kurungan, Bagus Banteng membalas dendam kepada Pangeran Benawa. Terjadilah perkelahian yang sengit diantara Bagus Banteng dan Pangeran Benawa. Dalam perkelahian itu Pangeran Benawa Tewas. Tewasnya Pangeran Benawa tersebut menimbulkan dendam dihati para pengikutnya, yang menimbulkan berbagai penderitaan bagi pengikut Pangeran Benawa dan Pangeran Sambong. Langit pun kelabu diatas kali kuto.

 

2. Isi Laporan

Filosofi dari kulit buku ini adalah menggambarkan kesedihan dan keharuan. Karena kulit buku ini berwarna biru dan kombinasi warna putih dan abu-abu. Dari kulitnya saja sudah tergambar hal yang membuat kesedihan tersebut. Yaitu, kematian dua kisana  dengan melukiskan dua pemuda yan bertarung di awan yang dilihat oleh seorang petinggi kerajaan dari pinggir kali, yang ditegaskan dengan penggambaranrerumputan dan pohon-pohan kecil.

Tema yang diangkat pada cerita ini yaitu menjaga dan memperjuankan harga diri. Adapun alur yang digunakan dalam penceritaan ini adalah alur maju, dimana kisah tersusun dari pengenalan, permulaan konflik, klimaks dan akhir kisah. Gaya bahasa cerita ini mengunakan gaya bahasa orang Jawa, seperti dalam penaan maupun panggilan antar tokoh, karena cerita ini merupakan salah satu kisah masyarakt Jawa. Pengarang disini bersudut pandang sebagai orang ketiga serba tahu.

Para tokoh yang ada dalam cerita ini yaitu Sri Pandan, Ragil atau Bagus Banteng, Pangeran Benawa, Pangeran Sambong, Ki Ageng, Nyi Ageng, Jaran Sembrani, Pangeran Langse, Ki Majas, Patih Lubawa, Ki Ngrancang, Ki Jenar dan Ki Rajegwesi serta para pengikutnya.

Untuk perwatakan tokoh, disini terlihat sekali kepribadian para pemilik kekuasaan di kerajaan. Kita yang membacanya sedikit bingung menentukan siapa tokoh protagonist, antagonis maupun titagonisnya karena dalam kisahnya setiap tokoh teguh pada pendirian dan ikrarnya masing-masing, walaupun salah menurut aturan moral masyarakat biasa. Namun dalam kerajaan, biasa atau pun harus melakukan hal seperti balas dendam maupun menepati ikrar walaupun terpaksa. Karena ikrar seorang ningrat atau raja harus dijalankan.

Tempat-tempat yang terdapat dalam cerita ini umumnya di hutan, perkampungan, istana kerajaan dan sungai serta jalan yang dilewati para tokoh dalam kisahnya. Penamaan tempat-tempat yang ada di Kota Waleri Kabupaten Kendal berasal dari kisah ini yang diberikan oleh para tokoh pada saat itu. Suasana yang tergambar dalam kisah ini adalah awalnya menyenangkan, kemudian berubah menjadi menegangkan akibat konflik yang terjadi. Dengan konflik-konflik yang terjadi berakhir dengan mengharukan serta menyedihkan.

Amanat tersurat yang terdapat dalam cerita ini adalah kita dalam kehidupan ini menginginkan hidup yang serba berkecupan, baik lahir maupun batin, jasmani maupun rohani. Kita tidak memikirkan duniawi saja, kebutuhan yang diharapkan adalah mengabdi kepada Allah. Kita harus berani sengsara dulu, sehingga kita akan mulia. Mukti tidak hanya di dunia saja, tetapi juga diakhirat nanti. Selain itu kita tidak boleh melakukan bunuh diri apalagi dalam pencarian mukti, itu merupakan perbutan keliru.

Amanat tersirat yang ada dalam cerita yaitu, apabila kita mnjadi bawahan maka kita harus menjaga dan melindungi serta mentaati atasan kita, kita harus memperjuangkan harga diri kita, jika kita ingin selamat kita mesti berbuat baik dan menuruti petunjuk orang tua yang baik serta menjaga amanah, jangan pernah berkhianat karna perbuatan itu akan mendapat balasannya, kita harus minta maaf jika kita salah walaupun usia kita lebih tua, apabila kita telah berikrar atau berjanji maka kita harus menepatinya.

Informasi yang dapat diambil dari cerita rakyat ini adalah pertama, di daerah Jawa pernah berdiri Kerajaan Plosokuning, Kerajaan Roban Siluman, dan Kerajaan Sambongan.

Kedua, nama Kota Waleri yang kita kenal saat ini berasal dari pemberian Sri Pandan. Dimana dalam perjalanan mencari saudranya yang telah terpisah sejak kecil, ia bertemu dengan seorang kakek dan nenek. Kakek itu mengatakan “ Berjalanlah kearah utara, menyusuri Sungai Damar, ikuti air leri─ air bekas cucian beras─ yang mengalir dari hilir dan jangan berhenti sebelum air leri itu habis”. Pesan itu pun diikuti oleh Sri Pandan dan dua pengikutnya, air leri itu berhenti dan menghilang di bawah pohon ploso di pinggir Sungai Damar. Untuk mengingat tempat hilangnya air leri itu, maka Sri Pandan memberi nama daerah itu Weleri. Yang artinya we sama dengan air dan leri yaitu air bekas cucian beras.

Ketiga, salah satu desa di Kota Waleri bernama Desa Sawangan. Ini dikarenakan di tempat atau di desa itu Gusti Benawa, raja Istana Roban Siluman menunggu kepulangan Ragil dari mengantarkan surat lamarannya kepada Sri Pandan. Ia tampak gelisah, sesekali ia memandang ke depan istana. Berjalan kesana kemari, tanpa tujuan. Kadang-kadang ia berhenti agak lama sambil membayangkan kecantikan Sri Pandan. Sehingga tempat itu dinamakan Desa Sawangan, yang mana dalam bahasa Jawa sawang-sawangen berarti terbayang-bayang.

Keempat, nama Gua Kukulan berawal dari kisah pertarungan antara Ragil atau Bagus Banteng dengan Pangeran Benawa dalam rangka pembalasan dendam Bagus Banteng terhadap perlakuan Benawa kepada dirinya dimasa lalu. Karena Bagus Banteng dibekali pusaka Jalak Plenkang Kurungan, Pangeran Benawa memilih untuk lari dan bersembunyi. Namun, berkat bantuan pusaka Bagus Banteng bisa mengetahui bahwa Benawa bersembunyi di gua dalam keadaan duduk sambil menekukkan lututnya. Oleh karena itu gua tersebut dinamakan Gua Kukulan, berasal dari kata ndekukul.

Kelima, tempat tewasnya Pangeran Benawa diberi nama Pekuncen, karna Pangeran Sabong telah mengunci sungai tempat persembunyian Benawa dan menyatakan bahwa Benawa telah tewas. Pekuncen sendiri berarti tempat dikuncinya Benawa.

Keenam, kebiasaan pada masa kerajaan-kerajaan ini salah satunya adalah sabung ayam jantan. Ketujuh, didekat  Kali Kuto ada mata air yang bernama Tuk Si Macan. Nama ini diberikan oleh Pangeran Sambong ketika melewati jalan sempit mendekati Kali Kuto dalam perjalanannya menuju acara perhelatan tahunan berupa sabung ayam jantan, ia dan rombongannya melihat harimau diatas undukan bukit kecil yang dibawahnya terdapat mata air yang jernih mengalir. Namun, harimau itu menghilang. Karena itulah diberi nama Tuk Si Macan yang artinya tuk adalah mata air dan si macan adalah harimau.

Suatu tempat atau daerah memiliki latar belakang kisah tersendiri dalam hal berdiri dan penamaannya. Setiap nama daerah tentunya memiliki nilai dan maksud serta tujuan, sesuia dengan maksud dan tujuan dari orang yang memberi nama tersebut.

 

3. Kesimpulan

 Dari kisah rakyat ini kita dapat menyimpulkan bahwa Suatu tempat atau daerah memiliki latar belakang kisah tersendiri dalam hal berdiri dan penamaannya. Setiap nama daerah tentunya memiliki nilai dan maksud serta tujuan, sesuia dengan maksud dan tujuan dari orang yang memberi nama tersebut.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar