Kamis, 11 Oktober 2012

LAPORAN BACA CERITA RAKYAT "SIKELINCING DENGAN SEPASANG TEROMPAH BIK GASIH"


LAPORAN BACA

SIKELINCING DENGAN SEPASANG TEROMPAH NIK GASIH

(Cerita Rakyat)

1. Identitas Buku

Judul buku                  : Sikelincing Dengan Sepasang Terompah Nik

                                      Gasih

Penulis                         : BM. Syamsuddin

Halaman                      : 56

Panjang                       : 21 cm

Lebar                           : 15 cm

Ilustrasi sampul           : M.S Suranto

Penerbit                       : PN Balai Pustaka, Jakarta

Cetakan                       : Pertama 1981

 

2. Ringkasan Cerita

Di pesisir Timur Pulau Bunguran terdapat sebuah kampung yang bernama Munong. Dikampung inilah tinggal seorang janda dengan tiga anaknya yang tua bernama Ujang, yang kedua Sauyah dan yang bungsu si Kelincing. Yang menjadi tulang punggung keluarga tersebut adalah Ujang dan dibantu oleh adiknya Sauyah. Awal kehidupan mereka baik-baik saja. Walau tidak serba berkecukupan tetapi  mereka masih bisa makan tiga kali sehari.

Masalah mulai muncul saat adik bungsu mereka si Kelincing berusia sebelas tahun, dia mulai rakus dalam urusan makan. Sehingga keluarga itu selalu kekirangan makanan akibat dilahap habis oleh si Kelincing.kedua saudara si Kelincing itu tidak bisa terima karena mereka yang mencari makanan itu tetapi dihabiskan oleh si Kelincing, mereka pun sering bertengkar mengenai makanan. Sampai-sampai mereka ingin membunuh adik bungsunya itu agar mereka tidak semakin susah dalam hidup kedepannya akibat sikap rakus adiknya itu.

Rencana pertama mereka membunuh si Kelincing dengan menumbangkan pohon ke tubuh si Kelincing yang sedang tidur saat mencari kayu bakar dihutan yang menjadi sumber pendapatan mereka. Setelah tertimpa pohon, kedua saudaranya itu pulang dan berpura-pura sedih saat menceritakan suatu kebohongan tentang adiknya yang dikatakan meninggal akibat kecelakaan tertimpa pohon. Ibu Sauyah sangat sedih dan hampir pingsan mendengar berita itu. Namun tidak lama kemudian si Kelincing pun pulang dengan membawa pohon yang menimpanya tadi. Rencana saudaranya pun gagal, si Kelincing mengatakan bahwa orang yang banyak makan maka kuat pula lah tenaganya, si Kelincing pun tidak marah kepada saudaranya itu karena ditinggal di hutan.

Karena rencana pertama gagal, Ujang dan Sauyah membuat rencana kedua yaitu membunuh adiknya dengan cara menyuruh adiknya untuk menyelam ke laut untuk mengambil jala yang tersangkut di batu karang dimana disana terdapat ikan hiu yang sedang mencari makan. Ini bertujuan agar adiknya itu mati dimakan hiu. Setelah adiknya menyelam. Ujang dan Sauyah pergi meninggalkan adiknya itu, mereka pun kembali bercerita dengan sedihnya kepada ibu mereka. Dalam kesedihan malam itu, terdengar suara si Kelincing dari pintu dapur diantara berisiknya suara anjing dan hewan malam. Ternyata si Kelincing membawa ikan hiu, kedua saudaranya ketakutan sekaligus geram karena adiknya itu belum mati juga. Si Kelincing melakukan kegitannya seperti biasa makan dan segera tidur karena kelehan melawan hiu-hiu dilaut siangnya tadi.

Sepanjang malam Ujang dan Sauyah memikirkan cara lain untuk melenyapkan adik mereka itu. Akhirnya mereka memutuskan untuk membunuh adiknya dengan cara meninggalkan si Kelincing di tengah hutan dekat Sungai Ulu, dengan tujuan agar adiknya itu dimakan oleh Nik Gasi. Rencana pun berjalan mulus saat Ibu Sauyah mengizinkan si Klincing pergi ikut saudaranya merantau untuk berdagang.

Saat malam di lereng Gunung Ranai, si Kelincing ditinggalkan Ujang dan Sauyah. Pagi harinya si Kelincing mencari saudaranya dengan memanggil-manggil saudaranya, tetapi yang datang bukanlah saudaranya melainkan Nik Gasi yang kelaparan dan hendak langsung memakan si Kelincing. Kelincing awalnya merasa takut, tetapi akhirnya memberanikan diri untuk melawan Nik Gasi dengan melukukan pertarungan siapa yang bisa makan batu sungai sebesar tinju masing-masing sebanyak tujuh buah itulah pemenangnya dan berhak memakan lawan yang kalah.

Dengan otak yang cerdas Kelincing mengambil ketupat yang telah dilemparnya kedalam sungai yang dikira Nik Gasi batu sungai, ia memakannya denagn lahap. Tujuh ketupatpun telah habis dimakannya. Si Kelincing pun mendesak Nik Gasi untuk segera menghabiskan tujuh buah batu sungai. Karena terlalu banyak memakan batu sungai Nik Gasi pun tumbang kedalam sungai dan mati seketika. Sepasang terompah Nik Gasih dijadikan Kelincing sebagai perahu untuk pulang, kecepatan terompah itu pun menakjubkan sehingga membuat Kelincing terkenal sampai ke dunia luar seperti Eropa dan Cina. Semenjak itu kehidupan Kelincing pun membaik dan menjadi orang kaya raya.

Saat kedua saudaranya kembali dari merantau, mereka terkejut melihat semua yang dimiliki keluarganya. Mereka pun minta maaf kepada si Kelincing atas perlakuan mereka selam ini. Si Kelincing pun menerima baik saudaranya. Keinginan terakhir si Kelincing adalah keliling dunia untuk mencari metode bertanam padi dan menikmati ragam makanan diseluruh dunia.

 

3. Isi Laporan

Sampul buku ini menggambarkan isi cerita yaitu saat pertarungan antara si Kelincing melawan Nik Gasi di suatu sungai. Nik Gasi tampak siap memkan si Kelincing dan Kelincing pun terlihat ketakutan. Langit di gambarkan dengan warna hitam yang menunjukkan susana yang menegangkan dan menakutkan.

Tema yang diangkat dalam cerita rakyat ini adalah jangan menyerah dan jangan takut menghadapi tantangan hidup. Alur yang digunakan penulis dalam memaparkan cerita ini adalah alur maju. Gaya bahasa yang digunakan dalam cerita rakyat ini adalah gaya bahasa melayu, ini berhubungan dengan penulis yang berasal dari negeri melayu. Dalam cerita ini ada beberapa kata-kata dalam bahasa melayu, namun diberi penjelasan arti atau kamus kecil di kaki kertas.

Sudut pandang pengarang dalam cerita ini adalah sebagai orang ketiga serba tahu. Tempat-tempat yang terdapatdalam cerita ini adalah Kampung Munong, hutan, pantai Cemangga, Sungai Ulu dan dermaga. Suasana dalam cerita ini penuh persaingan dan niat ajahat, mengharukan, dan berakhir dengan membahagiakan. Tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita ini adalah si Kelincing, Ujang, Sauyah, Ibu Sauyah dan Nik Gasi. Perwatakan protagonisnya adalah si Kelincing, untuk antagonis yaitu Ujang dan Sauyah dan titagonis adalah Ibu Sauyah dan Nik Gasi.

Amanat yang terdapat dalam cerita rakyat yang berjudul Si Kelincing Dengan Sepasanag Terompah Nik Gasi ini adalah kita harus menyesuaikan makan kita dengan kekuatan kerja kita, selain itu kita tidak boleh membenci, menganiaya atau sampai membunuh orang lain apalagi itu saudara kita sendiri. Walupun seseorang memiliki sifat buruk, tetapi seseorang itu pasti memiliki sifat baik dan bermanfaat bagi kita dan orang lain. Kita harus menguatkan iman karena tanpa iman kita akan mudah terjerumus dalam perbuatan maksiat dan keji.

Sebelum melakukan sesuatu sebaiknya mengucap basmallah, segala sesutu yang kita terima harus bersyukur. Walaupun kita telah kaya, kita tidak boleh kufur nikmat dan melupakan yang Maha Pemberi Rezeki. Selain memperhatikan kemakmuran diri dan keluarga kita juga harus mengabdi kepada masyrakat dengan melakukan atau berbagi tentang hal yang diperlukan oleh masyarakat. Jangan menyerah dan putus asa sebelum kita berusaha semaksimal mungkin.

Kita tidak boleh memiliki sifat dendam karena sifat dendam hanya akan merusak iman dan ketentraman hati serta merusak hubungan silaturrahim. Kita harus bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan hidup, jika kebutuhan hidup terpenuhi dengan baik maka otak kita akan semakin pintar dan hidup pun semakin damai.

 

4. Kesimpulan

Kesimpulan dari cerita ini adalah dalam hidup ini banyak rintangan yang akan datang, kita harus bisa menghadapi semuanya dengan kerendahan hati dan kecerdasan. Apa yang kita lakukan hari ini akan mendapat jawaban dikemudian hari. Semakin besar usaha dan keberanian maka semakin besar dan semakin baik pula hasil yang akan didapat. Dan dalam keberhasilan hidup kita harus tetap bersyukur dan ingat kepada  Yang Maha Pemberi segala sesuatu.

 

1 komentar: