LAPORAN BACA
SIKELINCING DENGAN SEPASANG TEROMPAH NIK GASIH
(Cerita
Rakyat)
1. Identitas Buku
Judul buku : Sikelincing
Dengan Sepasang Terompah Nik
Gasih
Penulis : BM. Syamsuddin
Halaman : 56
Panjang :
21 cm
Lebar :
15 cm
Ilustrasi
sampul : M.S Suranto
Penerbit : PN
Balai Pustaka, Jakarta
Cetakan :
Pertama 1981
2. Ringkasan Cerita
Di pesisir Timur Pulau Bunguran terdapat sebuah kampung yang bernama
Munong. Dikampung inilah tinggal seorang janda dengan tiga anaknya yang tua
bernama Ujang, yang kedua Sauyah dan yang bungsu si Kelincing. Yang menjadi
tulang punggung keluarga tersebut adalah Ujang dan dibantu oleh adiknya Sauyah.
Awal kehidupan mereka baik-baik saja. Walau tidak serba berkecukupan
tetapi mereka masih bisa makan tiga kali
sehari.
Masalah mulai muncul saat adik bungsu mereka si Kelincing berusia sebelas
tahun, dia mulai rakus dalam urusan makan. Sehingga keluarga itu selalu
kekirangan makanan akibat dilahap habis oleh si Kelincing.kedua saudara si
Kelincing itu tidak bisa terima karena mereka yang mencari makanan itu tetapi
dihabiskan oleh si Kelincing, mereka pun sering bertengkar mengenai makanan.
Sampai-sampai mereka ingin membunuh adik bungsunya itu agar mereka tidak
semakin susah dalam hidup kedepannya akibat sikap rakus adiknya itu.
Rencana pertama mereka membunuh si Kelincing dengan menumbangkan pohon ke
tubuh si Kelincing yang sedang tidur saat mencari kayu bakar dihutan yang
menjadi sumber pendapatan mereka. Setelah tertimpa pohon, kedua saudaranya itu
pulang dan berpura-pura sedih saat menceritakan suatu kebohongan tentang
adiknya yang dikatakan meninggal akibat kecelakaan tertimpa pohon. Ibu Sauyah
sangat sedih dan hampir pingsan mendengar berita itu. Namun tidak lama kemudian
si Kelincing pun pulang dengan membawa pohon yang menimpanya tadi. Rencana
saudaranya pun gagal, si Kelincing mengatakan bahwa orang yang banyak makan
maka kuat pula lah tenaganya, si Kelincing pun tidak marah kepada saudaranya
itu karena ditinggal di hutan.
Karena rencana pertama gagal, Ujang dan Sauyah membuat rencana kedua yaitu
membunuh adiknya dengan cara menyuruh adiknya untuk menyelam ke laut untuk
mengambil jala yang tersangkut di batu karang dimana disana terdapat ikan hiu
yang sedang mencari makan. Ini bertujuan agar adiknya itu mati dimakan hiu.
Setelah adiknya menyelam. Ujang dan Sauyah pergi meninggalkan adiknya itu,
mereka pun kembali bercerita dengan sedihnya kepada ibu mereka. Dalam kesedihan
malam itu, terdengar suara si Kelincing dari pintu dapur diantara berisiknya
suara anjing dan hewan malam. Ternyata si Kelincing membawa ikan hiu, kedua
saudaranya ketakutan sekaligus geram karena adiknya itu belum mati juga. Si
Kelincing melakukan kegitannya seperti biasa makan dan segera tidur karena
kelehan melawan hiu-hiu dilaut siangnya tadi.
Sepanjang malam Ujang dan Sauyah memikirkan cara lain untuk melenyapkan
adik mereka itu. Akhirnya mereka memutuskan untuk membunuh adiknya dengan cara
meninggalkan si Kelincing di tengah hutan dekat Sungai Ulu, dengan tujuan agar
adiknya itu dimakan oleh Nik Gasi. Rencana pun berjalan mulus saat Ibu Sauyah
mengizinkan si Klincing pergi ikut saudaranya merantau untuk berdagang.
Saat malam di lereng Gunung Ranai, si Kelincing ditinggalkan Ujang dan
Sauyah. Pagi harinya si Kelincing mencari saudaranya dengan memanggil-manggil
saudaranya, tetapi yang datang bukanlah saudaranya melainkan Nik Gasi yang
kelaparan dan hendak langsung memakan si Kelincing. Kelincing awalnya merasa
takut, tetapi akhirnya memberanikan diri untuk melawan Nik Gasi dengan
melukukan pertarungan siapa yang bisa makan batu sungai sebesar tinju
masing-masing sebanyak tujuh buah itulah pemenangnya dan berhak memakan lawan
yang kalah.
Dengan otak yang cerdas Kelincing mengambil ketupat yang telah dilemparnya
kedalam sungai yang dikira Nik Gasi batu sungai, ia memakannya denagn lahap.
Tujuh ketupatpun telah habis dimakannya. Si Kelincing pun mendesak Nik Gasi
untuk segera menghabiskan tujuh buah batu sungai. Karena terlalu banyak memakan
batu sungai Nik Gasi pun tumbang kedalam sungai dan mati seketika. Sepasang
terompah Nik Gasih dijadikan Kelincing sebagai perahu untuk pulang, kecepatan
terompah itu pun menakjubkan sehingga membuat Kelincing terkenal sampai ke
dunia luar seperti Eropa dan Cina. Semenjak itu kehidupan Kelincing pun membaik
dan menjadi orang kaya raya.
Saat kedua saudaranya kembali dari merantau, mereka terkejut melihat semua
yang dimiliki keluarganya. Mereka pun minta maaf kepada si Kelincing atas
perlakuan mereka selam ini. Si Kelincing pun menerima baik saudaranya.
Keinginan terakhir si Kelincing adalah keliling dunia untuk mencari metode
bertanam padi dan menikmati ragam makanan diseluruh dunia.
3. Isi Laporan
Sampul buku ini menggambarkan isi cerita yaitu saat pertarungan antara si
Kelincing melawan Nik Gasi di suatu sungai. Nik Gasi tampak siap memkan si
Kelincing dan Kelincing pun terlihat ketakutan. Langit di gambarkan dengan
warna hitam yang menunjukkan susana yang menegangkan dan menakutkan.
Tema yang diangkat dalam cerita rakyat ini adalah jangan menyerah dan
jangan takut menghadapi tantangan hidup. Alur yang digunakan penulis dalam
memaparkan cerita ini adalah alur maju. Gaya bahasa yang digunakan dalam cerita
rakyat ini adalah gaya bahasa melayu, ini berhubungan dengan penulis yang
berasal dari negeri melayu. Dalam cerita ini ada beberapa kata-kata dalam
bahasa melayu, namun diberi penjelasan arti atau kamus kecil di kaki kertas.
Sudut pandang pengarang dalam cerita ini adalah sebagai orang ketiga serba
tahu. Tempat-tempat yang terdapatdalam cerita ini adalah Kampung Munong, hutan,
pantai Cemangga, Sungai Ulu dan dermaga. Suasana dalam cerita ini penuh
persaingan dan niat ajahat, mengharukan, dan berakhir dengan membahagiakan.
Tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita ini adalah si Kelincing, Ujang, Sauyah,
Ibu Sauyah dan Nik Gasi. Perwatakan protagonisnya adalah si Kelincing, untuk
antagonis yaitu Ujang dan Sauyah dan titagonis adalah Ibu Sauyah dan Nik Gasi.
Amanat yang terdapat dalam cerita rakyat yang berjudul Si Kelincing Dengan Sepasanag Terompah Nik Gasi ini adalah kita
harus menyesuaikan makan kita dengan kekuatan kerja kita, selain itu kita tidak
boleh membenci, menganiaya atau sampai membunuh orang lain apalagi itu saudara
kita sendiri. Walupun seseorang memiliki sifat buruk, tetapi seseorang itu
pasti memiliki sifat baik dan bermanfaat bagi kita dan orang lain. Kita harus
menguatkan iman karena tanpa iman kita akan mudah terjerumus dalam perbuatan
maksiat dan keji.
Sebelum melakukan sesuatu sebaiknya mengucap basmallah, segala sesutu yang
kita terima harus bersyukur. Walaupun kita telah kaya, kita tidak boleh kufur
nikmat dan melupakan yang Maha Pemberi Rezeki. Selain memperhatikan kemakmuran
diri dan keluarga kita juga harus mengabdi kepada masyrakat dengan melakukan
atau berbagi tentang hal yang diperlukan oleh masyarakat. Jangan menyerah dan
putus asa sebelum kita berusaha semaksimal mungkin.
Kita tidak boleh memiliki sifat dendam karena sifat dendam hanya akan
merusak iman dan ketentraman hati serta merusak hubungan silaturrahim. Kita
harus bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan hidup, jika kebutuhan hidup
terpenuhi dengan baik maka otak kita akan semakin pintar dan hidup pun semakin
damai.
4. Kesimpulan
Kesimpulan dari cerita ini adalah dalam hidup ini banyak rintangan yang
akan datang, kita harus bisa menghadapi semuanya dengan kerendahan hati dan
kecerdasan. Apa yang kita lakukan hari ini akan mendapat jawaban dikemudian
hari. Semakin besar usaha dan keberanian maka semakin besar dan semakin baik
pula hasil yang akan didapat. Dan dalam keberhasilan hidup kita harus tetap
bersyukur dan ingat kepada Yang Maha
Pemberi segala sesuatu.
dimana bisa dapat buku ini ya ?
BalasHapus