Kamis, 11 Oktober 2012

LAPORAN BACA SKRIPSI "Unsur Intrinsik Cerita Mitos Bukit Berbunga di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir"


Laporan Baca Skripsi Sastra

Unsur Intrinsik Cerita Mitos Bukit Berbunga di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir

1.    Identitas Skripsi

Judul                    : Unsur Intrinsik Cerita Mitos Bukit Berbunga di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir

Penulis                 : Suwardi

Nim penulis         : 03143342

Pengujian             : Rabu, 27 Juli 2005

Penguji                :  1. Drs. Fadly Azhar, Dipl. M.Ed (NIP 131288606)

2.    Dra. Charlina, M.Hum. (NIP 132049028)

3.    Prof. Drs. H. Khailan Hasan, M.Pd. (NIP 130167028)

4.    Drs. Auzar Thaher, M.S. (NIP 131567239)

5.    Drs. Elmustian, M.A. (NIP 131962628)

6.    Drs. Abdul Jalil, M.Pd. (NIP 131913323)

7.    Drs. H. Nursal Hakim, M.Pd. (NIP 131477039)

Mengetahui          : Dekan FKIP UR, Drs. Isjoni, M.Si. (NIP 131471579)

Menyetujui          : 1. Pembimbing I, Drs. Elmustian, M.A. (NIP 131962628)

2. Pembimbing II,

Dra. Dasri Al-Mubary, M.S (NIP 131641788

3. Ketua Prodi, Charlina, M.Hum. (NIP 132049028)

2. Isi Laporan

Skripsi yang berjudul Unsur Intrinsik Cerita Mitos Bukit Berbunga di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir  ini terdiri dari V BAB yaitu BAB I mengenai pendahuluan, BAB  II tinjauan teoritis, BAB III metodologi penelitian, BAB IV penyajian hasil penelitian, BAB V simpulan dan saran. Penulisan skripsi ini dilatar belakangi oleh ketertarikan penulis untuk meneliti Unsur Intrinsik Cerita Mitos Bukit Berbunga di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir karena penulis menyadari bahwa pentingnya nilai karya sastra khususnya cerita mitos. Selain itu mengkaji atau menggali nilai-nilai dalam karya sastra itu tidak hanya unsur ekstrinsik saja, tetapi unsur ekstrinsik yang membangun karya sastra tersebut perlu juga untuk diteliti.

Unsur intrinsik yang diteliti oleh peneliti skripsi ini adalah tema, amanat, perwatakan, latar atau setting, dan alur atau plot. Ini juga yang menjadi pembatasan, rumusan, dan tujuan penelitiannya. Sebelum memasuki bab dua terdapat defenisi operasional.

 Sub judul defenisi operasional ini mendefenisikan bagian-bagian yang akan dibahas dalam bab berikutnya. Defenisi operasional ini dibuat agar orang yang membaca skripsi nantinya paham dan tidak bingung memahami skripsi pada saat membaca isi atau hasil penelitian skripsi ini. dengan penyajian singkat, langsung pada arti dan mudah dipahami akan memudahkan pembaca.

Peneliti menggunakan beberapa teori untuk rujukan penelitian dengan mengutip pendapat para ahli dibidangnya seperti Wellek dan Warren, Teeuw, Semi, Saleh, Al-Mubray, Dasri, Elmustian dan Abdul Jalil, Saad, Ardina, Hamidy, Hayati dkk, Zulfanur, Zaidan, Darma, Hayati, dan Esten.

Penelitian yang dilakukan di desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir. Penelitian dilakukan selama kurang lebih sembilan  bulan.

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data peneliti menggunakan teknik kualitatif, kemudian dioperasionalkan dengan mengumpulkan data yang relevan dengan masalah pokok penelitiannya. Dan teknik analisis data peneliti adalah dengan membaca ulang teks cerita yang diteliti dengan berkali-kali mempelajari unsur intrinsik dari cerita mitos tersebut.

Sumber data penelitian yaitu data primer (utama) adalah teks dari mitos Bukit Berbunga yang didapatkan dari masyarakat Batu Ampar yang selanjutnya disebut dengan informan, untuk menjaga agar cerita sesuai dengan cerita aslinya. Data sekundernya berbagai teori yang dikemukakan oleh para pakar lisan yang ada kaitannya dengan mitos.

Hasil penelitian yaitu tema dari cerita Cerita Mitos Bukit Berbunga di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir  adalah dibayar nyawa melayang, tidak dibayar aib dan malu terus membayangi. Amanatnya seperti sinyatakan dalam teks yaitu “jangan berbicara sembarangan apalagi berbuat mesum kalaulah hal ini dilanggar pulang dari bukit sering orang terkena teguran seperti kerasukan, demam panas, dan ada yang merasa digoda oleh anak gadis yang cantik jelita, orang yang kerasukan sering berkata-kata yang kita tidak mengerti”.

Watak-watak yang tergambar yaitu tokoh Putri Bunian berwatak gagah dan berwibawa, tetapi juga memiliki watak yang keras. Algojo Bukit Siguntang dan Algojo Bukit Berbunga berwatak keras, bengis, dan mempuyai tingkat kesetian yang tidak perlu diragukan lagi, sehingga dia menjadi andalan setiap kekuasaan.

Tempat yang disebutkan dalam cerita Bukit Berbunga, yaitu gelanggang tempat mengadu ayam,(bukit, yang disebut gelanggang tua dan gelanggang muda), bukit berbunga (tempat Putri Mayang), Lembah tempat turunnya Putri Bunian. Tempat lain yang disebutkan yaitu pelarian rombongan Bukit Siguntang,  yang tempat itu juga dipergunakan oleh rombongan Bukit Berbunga untuk mengejar Bukit Siguntang. Alur atau plot cerita Bukit Berbunga ini adalah alur lurus. Inilah hasil penelitian Cerita Mitos Bukit Berbunga di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar