Sabtu, 06 Oktober 2012

opini terhadap ujian nasional (UN)


PRO DAN KONTRA UJIAN NASIONAL

Pendidikan merupakan komponen yang penting dalam kehidupan. Apalagi pada saat sekarang ini, zaman telah maju dan terjadi modernisasi diberbagai aspek kehidupan. Seperti penggunaan mesin-mesin dalam bekerja, baik pekerjaan dibidang pertanian, perusahaan dan pekerjaan lainnya, dan gaya hidup yang cendrung instan. Ini semua memerlukan ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus. Ini menunjukkan tuntutan zaman terhadap pendidikan sangat tinggi.
Selain itu negara-negara didunia dihadapkan kepada era globalisasi, sehingga setiap negara berupaya untuk memajukan negaranya dan memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Termasuklah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Untuk mencapai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas tentunya melalui pendidikan. Disetiap jenjang pendidikan seperti Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) diadakan ujian untuk mengetahui dan mengevaluasi kemampuan siswa terhadap pelajaran yang telah diberikan oleh para guru. Ujian dilaksanakan dua kali dalam satu tahun pelajaran yang disebut ujian semester ganjil dan ujian semester genap. Ada juga yang melaksanakan ujian tiga kali dalam satu tahun pelajaran, yaitu selain ujian semester ganjil dan ujian semester genap diadakan juga MID semester. Puncak dari semua ujian yang dilewati disetiap jenjang pendidikan adalah Ujian Nasional.
Ujian Nasional adalah ujian yang diadakan secara serentak pada seluruh sekolah-sekolah di Indonesia. Pelaksanaan Ujian Nasional mendapat tanggapan yang berbeda-beda dari masyarakat. Melihat dampak yang ditimbulkan oleh pelaksanaan Ujian Nasional yang telah berlaku di Indonesia. Masyarakat Indonesia ada yang mendukung dan ada juga yang menolak pelaksanaan Ujian Nasional.
Pelaksanaan ujian nasional memiliki nilai positif, tetapi Ujian Nasional juga memiliki nilai negatif. Dengan adanya nilai positif dan nilai negatif dari pelaksanaan Ujian Nasional, tentunya perlu ada solusi untuk meminimalisirkan nilai negatif tersebut.
Berikut adalah nilai positif, nilai negatif dan solusi dari pelaksanaan Ujian Nasional.
Pertama, nilai positif Ujian Nasional. Ujian Nasional perlu diadakan dalam rangka untuk mengetahui daya pencapaian target dari standar nasional yang ditetapkan. Dengan demikian, pemerintah akan mengetahui daerah yang telah mampu atau belum mampu mencapai target, sehingga pemerintah bisa mengambil tindakan untuk meningkatkan pendidikan daerah tersebut.
Ujian Nasional merupakan pengendalian mutu pendidikan secara nasional. Ujian Nasional telah menyumbangkan kontribusi dalam rangka menyamakan mutu pendidikan terhadapkan dunia internasional.
Peraturan pelaksanaan Ujian Nasional membuat siswa semakin rajin belajar dan akan memacu kreativitas serta daya berfikir siswa sehingga menjadikan siswa lebih maju. Guru pun semakin giat dan lebih hati-hati dalam mengajar anak didiknya.
Ujian Nasional dapat menjadi titik temu antara otoritas guru sebagai pelaku evaluasi dengan kewenangan pemerintah dalam mengendalikan mutu pendidikan nasional.
Kedua, nilai negatif dari Ujian Nasional adalah guru harus membimbing extra siswa selama berbulan-bulan dan jam pelajaran tambahan pun diperlukan. Bahkan guru-guru yang mengajar mata pelajaran diluar mata pelajaran Ujian Nasional meninggalkan atau mengurangi jam belajar untuk pemberian materi mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan. Sehingga secara tidak langsung telah mengurangi kesempatan guru-guru tersebut untuk mengekplorasi kemampuan mengajarnya sebab patokan utamanya adalah siswa lulus 100%.
Konsentrasi pendidikan lebih terpokus kepada mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional dan menomor duakan mata pelajaran lainnya, serta materi yang diajarkan oleh guru pelajaran yang di Ujian Nasionalkan cendrung mengajarkan materi yang dimasukkkan kedalam Ujian Nasional saja.
Penyamarataan soal Ujian Nasional merugikan karena kondisi dari masing-masing sekolah sangat beragam. Dimana sekolah yang di kota-kota besar mempunyai potensi lebih unggul, karena didukung dengan fasilitas yang lengkap, seperti laboratorium, komputer, perpustakaan yang memadai dan sarana pendukung lainnya yang sangat mendukung potensi siswa. Hal ini jauh berbeda dengan sekolah-sekolah yang terdapat dipedesaan ataupun pelosok.
Dengan ketimpangan seperti ini, sering kali terjadi kecurangan pada saat ujian, seperti bocornya soal dan kunci jawaban serta guru yang membantu siswa. Sehingga hasil yang didapatkan siswa bukanlah hasil yang murni, walaupun nilainya tinggi. Ini akan berdampak pada pengagguran, karena nilai yang diperoleh tedak sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki.
Selai itu, tidak jarang ditemukan siswa yang stress dan frustasi saat akan melaksanakan Ujian Nasional, apalagi pada saat menunggu hasil ujian. Ini disebabkan oleh rasa takut yang berlebihan, bahkan ada siswa yang nekat bunuh diri.
Terakhir,  Ujian Nasional hanya melihat kemampuan psikomotor saja sehingga siswa yang pintar disekolahpun bisa tidak lulus. Bisa saja karena gugup pada saat ujian dengan pengawasan yang ketat, sedang sakit atau ada masalah pada diri siswa sehingga tidak dapat berkonsentrasi pada saat ujian.
Solusi dari permasalahan Ujian Nasional ini adalah:
1.      Ujian Nasional tetap dilaksanakan tetapi penentuan lulus atau tidak lulus ditentukan oleh sekolah yang bersangkutan dengan pertimbangan para guru. Karena guru lebih mengetahui kemampuan siswanya dan penilaiannya pun tidak hanya psikomotor saja tetapi diikut sertakan penilaian kognitif dan afektif.
2.      Pemerintah hendaknya memperbaiki dan melengkapi fasilitas sekolah secara merata supaya kompetensi berjalan seimbang.
3.      Mata pelajaran Ujian Nasional tetap dipentingkan, tetapi pelajaran lain jangan diabaikan, seperti pelajaran agama kalau diabaikan tentunya siswa akan mudah stress dan frustasi karena siraman rohani untuk mempertebal iman.
4.      Perlu adanya kerja sama antara orang tua dan guru untuk menyukseskan pendidikan.

Susdamita
                                                                                                                                                  2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar