PRO DAN KONTRA UJIAN NASIONAL
Pendidikan
merupakan komponen yang penting dalam kehidupan. Apalagi pada saat sekarang
ini, zaman telah maju dan terjadi modernisasi diberbagai aspek kehidupan. Seperti
penggunaan mesin-mesin dalam bekerja, baik pekerjaan dibidang pertanian,
perusahaan dan pekerjaan lainnya, dan gaya hidup yang cendrung instan. Ini
semua memerlukan ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus. Ini menunjukkan
tuntutan zaman terhadap pendidikan sangat tinggi.
Selain
itu negara-negara didunia dihadapkan kepada era globalisasi, sehingga setiap
negara berupaya untuk memajukan negaranya dan memiliki Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas. Termasuklah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Untuk
mencapai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas tentunya melalui pendidikan.
Disetiap jenjang pendidikan seperti Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) diadakan ujian untuk mengetahui
dan mengevaluasi kemampuan siswa terhadap pelajaran yang telah diberikan oleh
para guru. Ujian dilaksanakan dua kali dalam satu tahun pelajaran yang disebut
ujian semester ganjil dan ujian semester genap. Ada juga yang melaksanakan
ujian tiga kali dalam satu tahun pelajaran, yaitu selain ujian semester ganjil
dan ujian semester genap diadakan juga MID semester. Puncak dari semua ujian
yang dilewati disetiap jenjang pendidikan adalah Ujian Nasional.
Ujian
Nasional adalah ujian yang diadakan secara serentak pada seluruh
sekolah-sekolah di Indonesia. Pelaksanaan Ujian Nasional mendapat tanggapan
yang berbeda-beda dari masyarakat. Melihat dampak yang ditimbulkan oleh
pelaksanaan Ujian Nasional yang telah berlaku di Indonesia. Masyarakat
Indonesia ada yang mendukung dan ada juga yang menolak pelaksanaan Ujian
Nasional.
Pelaksanaan
ujian nasional memiliki nilai positif, tetapi Ujian Nasional juga memiliki
nilai negatif. Dengan adanya nilai positif dan nilai negatif dari pelaksanaan
Ujian Nasional, tentunya perlu ada solusi untuk meminimalisirkan nilai negatif
tersebut.
Berikut
adalah nilai positif, nilai negatif dan solusi dari pelaksanaan Ujian Nasional.
Pertama, nilai positif Ujian Nasional. Ujian Nasional perlu diadakan dalam
rangka untuk mengetahui daya pencapaian target dari standar nasional yang
ditetapkan. Dengan demikian, pemerintah akan mengetahui daerah yang telah mampu
atau belum mampu mencapai target, sehingga pemerintah bisa mengambil tindakan
untuk meningkatkan pendidikan daerah tersebut.
Ujian
Nasional merupakan pengendalian mutu pendidikan secara nasional. Ujian Nasional
telah menyumbangkan kontribusi dalam rangka menyamakan mutu pendidikan
terhadapkan dunia internasional.
Peraturan
pelaksanaan Ujian Nasional membuat siswa semakin rajin belajar dan akan memacu
kreativitas serta daya berfikir siswa sehingga menjadikan siswa lebih maju.
Guru pun semakin giat dan lebih hati-hati dalam mengajar anak didiknya.
Ujian
Nasional dapat menjadi titik temu antara otoritas guru sebagai pelaku evaluasi
dengan kewenangan pemerintah dalam mengendalikan mutu pendidikan nasional.
Kedua, nilai negatif dari Ujian Nasional adalah guru
harus membimbing extra siswa selama berbulan-bulan dan jam pelajaran tambahan
pun diperlukan. Bahkan guru-guru yang mengajar mata pelajaran diluar mata
pelajaran Ujian Nasional meninggalkan atau mengurangi jam belajar untuk
pemberian materi mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan. Sehingga secara
tidak langsung telah mengurangi kesempatan guru-guru tersebut untuk
mengekplorasi kemampuan mengajarnya sebab patokan utamanya adalah siswa lulus
100%.
Konsentrasi
pendidikan lebih terpokus kepada mata pelajaran yang diujikan pada Ujian
Nasional dan menomor duakan mata pelajaran lainnya, serta materi yang diajarkan
oleh guru pelajaran yang di Ujian Nasionalkan cendrung mengajarkan materi yang
dimasukkkan kedalam Ujian Nasional saja.
Penyamarataan
soal Ujian Nasional merugikan karena kondisi dari masing-masing sekolah sangat
beragam. Dimana sekolah yang di kota-kota besar mempunyai potensi lebih unggul,
karena didukung dengan fasilitas yang lengkap, seperti laboratorium, komputer,
perpustakaan yang memadai dan sarana pendukung lainnya yang sangat mendukung
potensi siswa. Hal ini jauh berbeda dengan sekolah-sekolah yang terdapat
dipedesaan ataupun pelosok.
Dengan
ketimpangan seperti ini, sering kali terjadi kecurangan pada saat ujian,
seperti bocornya soal dan kunci jawaban serta guru yang membantu siswa.
Sehingga hasil yang didapatkan siswa bukanlah hasil yang murni, walaupun
nilainya tinggi. Ini akan berdampak pada pengagguran, karena nilai yang
diperoleh tedak sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki.
Selai
itu, tidak jarang ditemukan siswa yang stress dan frustasi saat akan
melaksanakan Ujian Nasional, apalagi pada saat menunggu hasil ujian. Ini
disebabkan oleh rasa takut yang berlebihan, bahkan ada siswa yang nekat bunuh
diri.
Terakhir, Ujian Nasional hanya melihat kemampuan
psikomotor saja sehingga siswa yang pintar disekolahpun bisa tidak lulus. Bisa
saja karena gugup pada saat ujian dengan pengawasan yang ketat, sedang sakit
atau ada masalah pada diri siswa sehingga tidak dapat berkonsentrasi pada saat
ujian.
Solusi
dari permasalahan Ujian Nasional ini adalah:
1.
Ujian
Nasional tetap dilaksanakan tetapi penentuan lulus atau tidak lulus ditentukan
oleh sekolah yang bersangkutan dengan pertimbangan para guru. Karena guru lebih
mengetahui kemampuan siswanya dan penilaiannya pun tidak hanya psikomotor saja
tetapi diikut sertakan penilaian kognitif dan afektif.
2.
Pemerintah
hendaknya memperbaiki dan melengkapi fasilitas sekolah secara merata supaya
kompetensi berjalan seimbang.
3.
Mata pelajaran
Ujian Nasional tetap dipentingkan, tetapi pelajaran lain jangan diabaikan,
seperti pelajaran agama kalau diabaikan tentunya siswa akan mudah stress dan
frustasi karena siraman rohani untuk mempertebal iman.
4.
Perlu adanya
kerja sama antara orang tua dan guru untuk menyukseskan pendidikan.
Susdamita
2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar