Senin, 08 Oktober 2012

LAPORAN PERJALANAN KUNJUNGAN MAN KUOK 2011


LAPORAN HASIL PERJALANAN
KUNJUNGAN MADRASAH ALIYAH NEGERI KUOK
15 JANUARI 2011 ke RIAU POS, R-TV, dan PUSTAKA WILAYAH
DI PEKANBARU

BAB I
PENDAHULUAN

Pertama-tama marilah kita bersyukur kehadirat Allah Rabbul’alamin karena dengan Ridho dan Inayahnya kita bisa menjalankan aktivitas kita seperti biasanya. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, seluruh kelurga, sahabat beliau, dan seterusnya kepada seluruh kaum muslimin dan mukmin yang mengikuti petunjuk dan ajaran beliau, yang senantiasa berjuang untuk menegakkan kalimatullah.
Pada tanggal 15 Januari 2011 kita telah bisa melaksanakan salah satu program pembelajaran dari mata pelajaran pendidikan kewarganegaran (PKn) mengenai pers yaitu kunjungan ke Riau Pos, R-TV, dan Pustaka Wilayah. Walaupun ada kendala yang kita alami dalam perjalanan menuju tempat kunjungan. Namun kita tetap bisa menjalankan program yang telah direncanakan. Dan sebagaimana kita ketahui guru mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan memberi kita tugas untuk meneliti tempat kunjungan tersebut dan melaporkan hasilnya.
Dari tiga tempat yang dikunjungi yaitu Riau Pos, R-TV, dan Pustaka Wilayah banyak hal yang bisa kita dapatkan mengenai pers dan media yang digunakan jurnalis dalam melaksanakan tugasnya. Untuk lebih lengkapnya kami akan menjelaskan pada bab berikutnya.
  








BAB II
HASIL PENELITIAN

2.1 Kunjungan ke Riau Pos
Kunjungan pertama Madrasah Aliyah Negeri Kuok adalah ke Riau Pos. Riau Pos yang berada di Jalan Soebrantas Km 10,5, Panam Pekanbaru merupakan salah satu media cetak di daerah Pekanbaru. Dari keterangan tim redaksi yang diwakili oleh kakak Andi Novrianti diruangan redaksi, kita bisa memperoleh keterangan bahwa Riau Pos berdiri pada tanggal 17 Januari 1991, karena pada waktu kunjungan kita hari sabtu tanggal 15 Januari 2011 Riau Pos sedang mempersiapkan acara ulang tahun Riau Pos yang ke-20 yang akan dilaksanakan pada hari senin tanggal 17 Januari 2011.
Dua puluh tahun yang lalu Riau Pos tidaklah seperti sekarang ini, Riau Pos berawal dari buletin mingguan. Kemudian berkembang menjadi penerbit koran. Perjalanan Riau Pos dalam melayani masyarakat tidak semulus saat ini. Pada awal berdirinya koran Riau Pos tidak ada yang mau membeli, sehingga loper koran pun tidak mau menerima koran Riau Pos. Namun dengan semangat, ketekunan, dan kesabaran para pekerjanya, Riau Pos bisa bertahan bahkan maju seperti sekarang ini.
Riau Pos untuk daerah Riau boleh dikatakan unggul, ini bisa kita lihat dengan prestasi yang diraih oleh Riau Pos diberbagai bidang, baik prestasi secara organisasi atau perusahaan maupun jurnalisnya.
Sebagai salah satu media massa, Riau Pos juga menjalin hubungan dengan pemerintah. Seperti menerbitkan iklan mengenai kegiatan pemerintah, ini akan membantu pemerintah dalam merealisasikan dan menginformasikan program-programnya kepada masyarakat luas. Pemerintah juga ikut berperan dalam menyukseskan Riau Pos. Bantuan pemerintah kepada Riau Pos tidak diberikan secara langsung tetapi melalui iklan-iklan mengenai pemerintah, yang tentunya pemerintah membayar penerbitan iklan tersebut.
Hal pokok dan sangat berperan serta sangat dibutuhkan  dalam aktivitas Riau Pos dalam melayani masyarakat adalah kertas. Tanpa adanya kertas Riau Pos tidak berarti apa-apa, karena mereka tidak bisa menyampiakan informasi kepada masyarakat. Ini akan merugikan juga disebabkan tidak adanya pendapatan bagi mereka. Oleh karena itu mereka selalu menyimpan kertas cadangan, agar kertas tidak putus dan aktivitasnya pun lancar.
Pendapatan Riau Pos berasal dari penjualan koran, iklan-iklan, dan pendapatan diluar operasional seperti kerja sama dengan pihak lain. Pendapatan yang paling besar diperoleh dari periklanan. Karena harga iklan yang menggunakan foto berkisar lima, sepuluh sampai dua puluh juta rupiah, selain itu ikalan tanpa foto dihitung permili pada setiap kolom. Dari iklan ini pendapatan Riau Pos pertahun adalah dua puluh tujuh miliar rupiah. Pendapatan iklan yang paling banyak bukan dari lokal atau dari Riau sendiri tetapi berasal dari jakarta, seperti produk Sharp, LG, dan lain sebagainya.
Walaupun pendapatan terbesar berasal dari periklanan, tetapi kalau tidak menjual koran atau korannya tidak laku dijual, Riau Pos tetap mengalami kerugian karena penjualan koran Riau Pos dengan harga Rp.3.250,00 itu sudah disubsidi, laku dijual saja sudah disubsisdi apalagi kalau tidak laku tentunya tambah rugi. Pemberian subsidi ini bisa ditutupi dengan pendapatan iklan.
Dalam sejarahnya Riau Pos pernah juga melakukan kesalahan dalam menginformasikan berita. Dan tentunya juga mendapat protes atau kritik terhadap Riau Pos. Untuk mengklarifikasi berita yang salah tersebut dilakukan dengan menggunakan hak jawab.
Sistem kerja jurnalis sampai penerbitan koran yaitu pada setiap daerah dikirim atau diletakkan dua orang jurnalis untuk mencari informasi di daerah tempat dia ditugaskan. Mereka bekerja dari pagi sampai sore dan melaporkan hasilnya pukul enam belas sore atau paling lambatnya pukul delapan belas sore. Laporan dari beberapa tempat tersebut dibagi oleh tim penerima laporan ke tim redaksi masing-masing, seperti redaksi halaman depan, nasional, metropolis, otonomi, dan lainnya. Tim redaksi yang terdiri dari dua orang bekerja pada malam hari, oleh karena itulah pada saat kita berkunjung ruangan redaksi sepi.
Setiap tim redaksi memformat laporan yang diterima seperti mengedit kata-kata yang kurang cocok atau salah ketik dan juga mengedit gambar-gambar,  sehingga menjadi berita atau ikaln yang utuh. Setelah itu baru diserahkan kepada bidang percetakan.
Gedung percetakan Riau Pos berada di bagian belakang gedung induk Riau Pos. Alat atau mesin percetakan  yang digunakan Riau Pos sudah semi otomatis, walaupun masih ada yang manual, persiapan mesin dilakukan selama 1 jam dan kemampuan cetaknya yaitu 3.600 examplar. Pekerja dibidang percetakan ini hanya menyatukan warna saja, sedangkan pengaturan atau pembeda warnanya dilakukan oleh tim redaksi melalui komputer.
 Untuk percetakan Rp.10.000,00 keatas mereka menggunakan plat dan untuk percetakan Rp.10.000,00 kebawah digunakan caldhear, hasil dari caldhear ini pecah-pecah. Jadi berita yang telah diformat oleh tim redaksi melalui komputer disatukan warnanya melalui penembakan atau selinder plat sehingga tertempel diplat yang terbuat dari alumunium kemudian baru dicetak dimesin.
Plat ini bisa digunakan untuk percetakan koran berikutnya jika beritanya sama, tetapi setiap hari korannya beda-beda sehingga platnya ganti setiap hari. Karena terbuat dari almunium, plat ini bisa dijual. Percetakan Riau Pos ini juga menerima cetakan diluar Riau Pos dan mereka tidak hanya mencetak koran saja, mereka juga mencetak majalah atau pun buletin, dengan Rp.3.000,00 per lembarnya. Dan harganya ini juga tergantung dari banyaknya cetakan. Walaupun menerima cetakan dari luar tetapi prioritas utama percetakan ini adalah Riau Pos.

2.2 Kunjungan ke R-tv
Kunjungan ke R-tv yang berada pada alamat yang sama dengan Riau Pos karena R-tv berada dibelakang Riau Pos, dilakukan setelah makan siang. Di R-tv kita melihat studio R-tv, walaupun ruangannya relatif kecil tetapi telah bisa menampung pralatan shuting yang kita lihat di televisi kita dirumah. Ternyata dalam satu ruangan itu dilakukan semua acara dialog yang kita tonton.
Dinding ruangan shuting R-tv itu dilapisi dengan busa yang berfungsi untuk meredam suara, agar sewaktu acara berlangsung tidak terganggu oleh suara dari luar. Dan diruangan itu terdapat kamera lampu dan beberapa televisi. Televisi itu dikontrol oleh dua orang (pada saat kami datang), tv-tv itu menyiarkan berbagai acara atau iklan, setiap televisi satu programnya. Disinilah pemancaran ke televisi masyarakat dilakukan, tv yang diaktifkan oleh  pengontrol maka program tv itulah yang akan ditayangkan di tv masyarakat.
Di R-tv ini kita bisa juga melihat pigam yang diraih oleh R-tv diantaranya piagam jurnalis televisi dan diklat jurnalistik.



2.3 Kunjungan ke Pustaka Wilayah
Setelah kunjungan ke R-tv selesai, kunjungan MAN Kuok diteruskan ke Pustaka Wilayah. Di Pustaka Wilayah pada dinding bagian luarnya kita bisa melihat relif pendidikan. Didalamnya kita bisa mendapatkan pengetahuan karena didalam Pustaka Wilayah ini terdapat banyak buku. Bagian lantai bawah khusus untuk anak-anak dan tempat makan, lantai dua dan keatasnya untuk remaja dan dewasa.
Buku-buku yang ada disana sangat beragam, diantaranya buku fiksi, agama, bisnis dan lain sebagainya. Untuk membaca buku di Pustaka Wilayah boleh dimana saja asalkan tetap dalam ruangan Puswil. Untuk lebih nyaman membaca disana disediakan sofa dan juga ruangan khusus untuk membaca yang menggunakan dinding kaca. Kita boleh meminjam buku di Puswil ini, tetapi harus mendaftar terlebih dahulu kepada petugas.
Selain menambah ilmu melalui buku, disana juga ada alat-alat yang mengandung teori pelajaran, seperti katrol dan lain-lain. Sebelum masuk ruangan buku lantai dasar ada tiga tali dengan katrol jumlah katrol yang berbeda. Setelah memakai ketiga tali dengan katrol tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa semakin banyak katrol yang digunakan maka semakin ringan atau mudah mengangkat beban. Jika kita ingin lebih banyak tahu ilmu, kita mesti sering-sering ke Puswil.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar