LAPORAN
HASIL PERJALANAN
KUNJUNGAN
MADRASAH ALIYAH NEGERI KUOK
15 JANUARI
2011 ke RIAU POS, R-TV, dan PUSTAKA WILAYAH
DI
PEKANBARU
BAB I
PENDAHULUAN
Pertama-tama
marilah kita bersyukur kehadirat Allah Rabbul’alamin karena dengan Ridho dan
Inayahnya kita bisa menjalankan aktivitas kita seperti biasanya. Shalawat dan
salam kepada Nabi Muhammad SAW, seluruh kelurga, sahabat beliau, dan seterusnya
kepada seluruh kaum muslimin dan mukmin yang mengikuti petunjuk dan ajaran
beliau, yang senantiasa berjuang untuk menegakkan kalimatullah.
Pada tanggal
15 Januari 2011 kita telah bisa melaksanakan salah satu program pembelajaran
dari mata pelajaran pendidikan kewarganegaran (PKn) mengenai pers yaitu
kunjungan ke Riau Pos, R-TV, dan Pustaka Wilayah. Walaupun ada kendala yang
kita alami dalam perjalanan menuju tempat kunjungan. Namun kita tetap bisa
menjalankan program yang telah direncanakan. Dan sebagaimana kita ketahui guru
mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan memberi kita tugas untuk meneliti
tempat kunjungan tersebut dan melaporkan hasilnya.
Dari tiga
tempat yang dikunjungi yaitu Riau Pos, R-TV, dan Pustaka Wilayah banyak hal
yang bisa kita dapatkan mengenai pers dan media yang digunakan jurnalis dalam
melaksanakan tugasnya. Untuk lebih lengkapnya kami akan menjelaskan pada bab
berikutnya.
BAB II
HASIL PENELITIAN
2.1 Kunjungan ke Riau Pos
Kunjungan pertama
Madrasah Aliyah Negeri Kuok adalah ke Riau Pos. Riau Pos yang berada di Jalan
Soebrantas Km 10,5, Panam Pekanbaru merupakan salah satu media cetak di daerah
Pekanbaru. Dari keterangan tim redaksi yang diwakili oleh kakak Andi Novrianti
diruangan redaksi, kita bisa memperoleh keterangan bahwa Riau Pos berdiri pada
tanggal 17 Januari 1991, karena pada waktu kunjungan kita hari sabtu tanggal 15
Januari 2011 Riau Pos sedang mempersiapkan acara ulang tahun Riau Pos yang
ke-20 yang akan dilaksanakan pada hari senin tanggal 17 Januari 2011.
Dua puluh
tahun yang lalu Riau Pos tidaklah seperti sekarang ini, Riau Pos berawal dari
buletin mingguan. Kemudian berkembang menjadi penerbit koran. Perjalanan Riau
Pos dalam melayani masyarakat tidak semulus saat ini. Pada awal berdirinya
koran Riau Pos tidak ada yang mau membeli, sehingga loper koran pun tidak mau
menerima koran Riau Pos. Namun dengan semangat, ketekunan, dan kesabaran para pekerjanya,
Riau Pos bisa bertahan bahkan maju seperti sekarang ini.
Riau Pos
untuk daerah Riau boleh dikatakan unggul, ini bisa kita lihat dengan prestasi
yang diraih oleh Riau Pos diberbagai bidang, baik prestasi secara organisasi
atau perusahaan maupun jurnalisnya.
Sebagai salah
satu media massa, Riau Pos juga menjalin hubungan dengan pemerintah. Seperti
menerbitkan iklan mengenai kegiatan pemerintah, ini akan membantu pemerintah
dalam merealisasikan dan menginformasikan program-programnya kepada masyarakat
luas. Pemerintah juga ikut berperan dalam menyukseskan Riau Pos. Bantuan
pemerintah kepada Riau Pos tidak diberikan secara langsung tetapi melalui
iklan-iklan mengenai pemerintah, yang tentunya pemerintah membayar penerbitan iklan
tersebut.
Hal pokok dan
sangat berperan serta sangat dibutuhkan
dalam aktivitas Riau Pos dalam melayani masyarakat adalah kertas. Tanpa
adanya kertas Riau Pos tidak berarti apa-apa, karena mereka tidak bisa
menyampiakan informasi kepada masyarakat. Ini akan merugikan juga disebabkan
tidak adanya pendapatan bagi mereka. Oleh karena itu mereka selalu menyimpan
kertas cadangan, agar kertas tidak putus dan aktivitasnya pun lancar.
Pendapatan
Riau Pos berasal dari penjualan koran, iklan-iklan, dan pendapatan diluar
operasional seperti kerja sama dengan pihak lain. Pendapatan yang paling besar
diperoleh dari periklanan. Karena harga iklan yang menggunakan foto berkisar
lima, sepuluh sampai dua puluh juta rupiah, selain itu ikalan tanpa foto
dihitung permili pada setiap kolom. Dari iklan ini pendapatan Riau Pos pertahun
adalah dua puluh tujuh miliar rupiah. Pendapatan iklan yang paling banyak bukan
dari lokal atau dari Riau sendiri tetapi berasal dari jakarta, seperti produk
Sharp, LG, dan lain sebagainya.
Walaupun
pendapatan terbesar berasal dari periklanan, tetapi kalau tidak menjual koran
atau korannya tidak laku dijual, Riau Pos tetap mengalami kerugian karena
penjualan koran Riau Pos dengan harga Rp.3.250,00 itu sudah disubsidi, laku
dijual saja sudah disubsisdi apalagi kalau tidak laku tentunya tambah rugi.
Pemberian subsidi ini bisa ditutupi dengan pendapatan iklan.
Dalam
sejarahnya Riau Pos pernah juga melakukan kesalahan dalam menginformasikan
berita. Dan tentunya juga mendapat protes atau kritik terhadap Riau Pos. Untuk
mengklarifikasi berita yang salah tersebut dilakukan dengan menggunakan hak
jawab.
Sistem kerja
jurnalis sampai penerbitan koran yaitu pada setiap daerah dikirim atau
diletakkan dua orang jurnalis untuk mencari informasi di daerah tempat dia
ditugaskan. Mereka bekerja dari pagi sampai sore dan melaporkan hasilnya pukul
enam belas sore atau paling lambatnya pukul delapan belas sore. Laporan dari
beberapa tempat tersebut dibagi oleh tim penerima laporan ke tim redaksi
masing-masing, seperti redaksi halaman depan, nasional, metropolis, otonomi,
dan lainnya. Tim redaksi yang terdiri dari dua orang bekerja pada malam hari,
oleh karena itulah pada saat kita berkunjung ruangan redaksi sepi.
Setiap tim
redaksi memformat laporan yang diterima seperti mengedit kata-kata yang kurang
cocok atau salah ketik dan juga mengedit gambar-gambar, sehingga menjadi berita atau ikaln yang utuh.
Setelah itu baru diserahkan kepada bidang percetakan.
Gedung
percetakan Riau Pos berada di bagian belakang gedung induk Riau Pos. Alat atau
mesin percetakan yang digunakan Riau Pos
sudah semi otomatis, walaupun masih ada yang manual, persiapan mesin dilakukan
selama 1 jam dan kemampuan cetaknya yaitu 3.600 examplar. Pekerja dibidang percetakan
ini hanya menyatukan warna saja, sedangkan pengaturan atau pembeda warnanya
dilakukan oleh tim redaksi melalui komputer.
Untuk percetakan Rp.10.000,00 keatas mereka
menggunakan plat dan untuk percetakan Rp.10.000,00 kebawah digunakan caldhear,
hasil dari caldhear ini pecah-pecah. Jadi berita yang telah diformat oleh tim
redaksi melalui komputer disatukan warnanya melalui penembakan atau selinder
plat sehingga tertempel diplat yang terbuat dari alumunium kemudian baru
dicetak dimesin.
Plat ini bisa
digunakan untuk percetakan koran berikutnya jika beritanya sama, tetapi setiap
hari korannya beda-beda sehingga platnya ganti setiap hari. Karena terbuat dari
almunium, plat ini bisa dijual. Percetakan Riau Pos ini juga menerima cetakan
diluar Riau Pos dan mereka tidak hanya mencetak koran saja, mereka juga
mencetak majalah atau pun buletin, dengan Rp.3.000,00 per lembarnya. Dan
harganya ini juga tergantung dari banyaknya cetakan. Walaupun menerima cetakan
dari luar tetapi prioritas utama percetakan ini adalah Riau Pos.
2.2 Kunjungan ke R-tv
Kunjungan ke
R-tv yang berada pada alamat yang sama dengan Riau Pos karena R-tv berada
dibelakang Riau Pos, dilakukan setelah makan siang. Di R-tv kita melihat studio
R-tv, walaupun ruangannya relatif kecil tetapi telah bisa menampung pralatan
shuting yang kita lihat di televisi kita dirumah. Ternyata dalam satu ruangan
itu dilakukan semua acara dialog yang kita tonton.
Dinding
ruangan shuting R-tv itu dilapisi dengan busa yang berfungsi untuk meredam
suara, agar sewaktu acara berlangsung tidak terganggu oleh suara dari luar. Dan
diruangan itu terdapat kamera lampu dan beberapa televisi. Televisi itu
dikontrol oleh dua orang (pada saat kami datang), tv-tv itu menyiarkan berbagai
acara atau iklan, setiap televisi satu programnya. Disinilah pemancaran ke televisi
masyarakat dilakukan, tv yang diaktifkan oleh
pengontrol maka program tv itulah yang akan ditayangkan di tv
masyarakat.
Di R-tv ini
kita bisa juga melihat pigam yang diraih oleh R-tv diantaranya piagam jurnalis
televisi dan diklat jurnalistik.
2.3 Kunjungan ke Pustaka Wilayah
Setelah
kunjungan ke R-tv selesai, kunjungan MAN Kuok diteruskan ke Pustaka Wilayah. Di
Pustaka Wilayah pada dinding bagian luarnya kita bisa melihat relif pendidikan.
Didalamnya kita bisa mendapatkan pengetahuan karena didalam Pustaka Wilayah ini
terdapat banyak buku. Bagian lantai bawah khusus untuk anak-anak dan tempat
makan, lantai dua dan keatasnya untuk remaja dan dewasa.
Buku-buku
yang ada disana sangat beragam, diantaranya buku fiksi, agama, bisnis dan lain
sebagainya. Untuk membaca buku di Pustaka Wilayah boleh dimana saja asalkan
tetap dalam ruangan Puswil. Untuk lebih nyaman membaca disana disediakan sofa
dan juga ruangan khusus untuk membaca yang menggunakan dinding kaca. Kita boleh
meminjam buku di Puswil ini, tetapi harus mendaftar terlebih dahulu kepada
petugas.
Selain
menambah ilmu melalui buku, disana juga ada alat-alat yang mengandung teori
pelajaran, seperti katrol dan lain-lain. Sebelum masuk ruangan buku lantai
dasar ada tiga tali dengan katrol jumlah katrol yang berbeda. Setelah memakai
ketiga tali dengan katrol tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa semakin banyak
katrol yang digunakan maka semakin ringan atau mudah mengangkat beban. Jika
kita ingin lebih banyak tahu ilmu, kita mesti sering-sering ke Puswil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar