Selasa, 09 Oktober 2012

LAPORAN BACA NOVEL GIO, JANGAN CARI PACAR BERJILBAB


LAPORAN BACA
GIO, JANGAN CARI PACAR BERJILBAB
(Novel)
1. Identitas Buku
Judul                           : Gio, Jangan Cari Pacar Berjilbab
Penulis                         : Chris Oetoyo
Penyunting                  : Younee
Perancang sampul       :  Daus
Penata letak                 : Zuad
Ilustrasi sampul           : Adhi Nugroho
Halaman                      : iv + 132
Panjang                       : 19 cm
Cetakan                       : 1
Penerbit                       : Puspa Swara, Jakarta
Tahun terbit                 : 2006

2. Sinopsis Novel
Kalo digambarin, Gio ama Farisya kayak bumi ama langit. Gimana nyatu? Yang satu tongkrongannya di diskotek, satunya lagi rajin tafakur di masjid. Tapi ngak tahu kesambet apa, tiba-tiba Gio bilang ke dua sobatnya kalo dia naksir Farisya, cewek berjilbab yang paling manis di SMA-nya.
Kontan dua sobatnya bingung, mereka nggak yakin banget kalo Gio bisa macarin Farisya. Sebagai playboy kelas kakap, Gio merasa tertantang. Mereka bikin taruhan. Misi PDKT pun dilancarkan Gio. Nggak disangka-sangka, ternyata Farisya mau jadi ceweknya Gio. Tapi dua sobatnya belum yakin sebelum Gio bisa malam mingguan bareng Farisya. Menyerah nggak pernah ada dalam kamus Gio tuh. Segala usaha dibela-belain Gio biar bisa mojok bareng Farisya. Akankah keimanan Farisya goyah dengan rayuan dan keromantisan Gio? Belum lagi ada Amel, si trouble maker, yang selalu ngiriin Farisya.

3. Isi Laporan
Filosofi cover novel. Cover yang warna warni perpaduan warna ungu, kuning, coklat, pink, hijau, biru, ini menggambarkan keindahan dunia remaja pada masa-masa SMA. Dengan ilustrasi seorang remaja laki-laki dan perempuan berjilbab serta tangan-tangan yang menarik tangan gadis berjilbab dan ada pula tangan yang berisyarat larangan. Ini gambaran cerita bahwa jangan pacaran dengan gadis berjilbab.
  Novel ini bertemakan pacaran ala islami untuk menumbuhkan cinta kepada Allah pemilik cinta yang sesunguhnya. Tokoh protagonis dalam cerita ini yaitu Farisya dan Gio, tokoh antagonisnya adalah Amel dan tokoh titagonisnya yaitu Iman, Dimas, Alia, Inda, Sabrina, Lisa, Sharon, Pak Kepsek dan Sofie.
Alur novel ini yaitu alur maju. Dimana cerita berawal dari Gio─playboy kelas kakap di SMA 2000─jatuh cinta pada gadis berjilbab yang merupakan adik tingkatnya sendiri. Kemudian memasuki awal konflik yaitu taruhan Gio dengan temen-temannya untuk mendapatkan Farisyah gadis berjilbab tersebut, dilanjutkan dengan perjuangan mendapatkan cintanya Farisyah serta masalah dengan Amel si pengejar cinta Gio dan pacaran yang berakhir dengan penemuan maksud cinta yan sesungguhnya.
 Gaya bahasa yang digunakan adalah gaya bahasa anak muda zaman sekarang atau pun bahasa gaul. Karena dalam ceritanya ada kata-kata Gue, Elo dan banyak lagi yang menggunakan bahasa tren masa kini. Sudut pandang pengarang disini adalah orang ketiga serba tahu.
Tempat-tempat yang digambarkan dalam novel ini yaitu sekolah SMA 2000, rumah Gio, Rumah Farisyah, di dalam mobil, cafe dan mesjid. Suasana pada cerita ini sangat kasat dengan kehidupan remaja dan juga religius. Karena novel ini menceritakan kisah cinta anak ROHIS Farisya yang tujuannya untuk merubah sikap dan perilaku Gio untuk lebih baik lagi serta dekat dengan agama.
Amanat tersurat yang terdapat dalam novel ini adalah kita harus membiasakan diri untuk menjalankan perintah agama dalam kehidupan sehari-hari seperti shalat wajib maupun shalat sunah, mengikuti pengajian, dan memakai busana muslim bagi wanita serta mengucapkan kata-kata baik yaitu salam saat bertemu, insyaallah saat ingin berjanji dan lain sebagainya.
Amanat tersirat dalam novel ini yaitu pacaran itu boleh saja asalkan kita menjalaninya secara islami, dengan kata lain tidak bertindak diluar aturan syariat. Selain itu dalam novel ini mengatakan berbohong itu boleh jika tujuannya untuk kebaikan dan tujuan yang mulia. Kebahagiaan bukan datang dari kekayaan atau materi melainkan dari rasa cinta dan kasih sayang dari orang-orang terdekat terutama keluarga. Tempat yang paling indah dan nyaman adalah rumah sendiri yang penuh kasih sayang antara penghuninya.
Jika kita tidak bisa menerima kekurangan dan kekalahan serta melakukan kelicikan yang membuat orang lain sengsara, maka kita tidak akan bahagia dan tidak merasa tenang dalam kehidupan ini. Untuk merubah seseorang menjadi pribadi yang lebih baik kita harus sabar dan memberi contoh sesering mungkin tanpa menyinggung perasaannya. Apabila kita telah dekat dengan agama dan menjalankan aturan-aturannya maka kita akan merasa tenang dan damai dalam menjalani kehidupan ini.

3. Kesimpulan
Berdasarkan cerita novel ini kita bisa menyimpulkan bahwa seorang gadis berjilbab itu berpacaran tidak melanggar aturan syariat dan bergaul sesuai tuntunan yang semestinya. Cinta gadis berjilbab hanya untuk pemilik cinta sejati, Dia adalah yang Maha Segalanya.


2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. gadis berjilbab itu berpacaran tidak melanggar aturan syariat dan bergaul sesuai tuntunan yang semestinya ???
    Pacaran ala islami ???
    yang ada Pacaran setelah menikah..

    BalasHapus