BAB I
PENDAHULUAN
AYAT-AYAT MUHKAMAT DAN AYAT-AYAT MUTASYABIHAT
1.1. Latar Belakang
Al-Qur’an
merupakan perkataan Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui
perantara Malaikat Jibril untuk menjadi petunjuk bagi umat manusia. Al-Qur’an terdiri
dari 30 juz,114 surat
dan 6.666 ayat. Dalam 6.666 ayat ini memiliki pemaknaan yang berbeda, oleh
karena itu ayat-ayat dalam Al-Qur’an di bedakan kepada dua jenis, yaitu ayat-ayat mutasyabihat dan ayat-ayat muhkamat
Kita sebagai
umat muslim secara umum dan pelajar muslim secara khususnya perlu mengetahui
jenis surat
dalam kitab suci kita ini. Untuk memudahkan kita memilah dan memahami isi
Al-Qur’an. Sehingga fungsi Al-Qur’an bisa kita manfaatkan dalam kehidupan kita
sehari-hari dan harapan hidup bahagia dunia akhirat dapat kita raih.
Selain itu yang
melatar belakangi pembuatan karya ilmiah ini adalah untuk memaksimalkan proses
belajar mengajar pada bidang studi Akidah Akhlak yang menggunakan metode
diskusi.
1.2. Rumusan
Masalah
Rumusan masalah makalah ini
adalah :
(1.2.1) Apakah pengertian dari ayat muhkamat dan
ayat-ayat mutasyabihat?
(1.2.2) baaimanakah
cara pandang dalam memahami ayat-ayat mutasyabihat?
(1.2.3) Seperti apakah contoh dari ayat-ayat muhkamat
dan ayat-ayat mutasyabihat?
1.3. Pembatasan Masalah
Makalah ini hanya akan
membahas :
(1.3.1)
Pengertian ayat-ayat muhkamat dan ayat-ayat
mutasyabihat
(1.3.2)
Cara pandang dalam
memahami ayat-ayat mutasyabihat
1.4.
Tujuan
Karya ilmiah ini bertujuan
untuk :
(1.4.1) Mengetahui pengertian
dari ayat-ayat muhkamat dan ayat-ayat mutasyabihat
(1.4.2) Mengetahui cara
pandang dalam memahami ayat-ayat mutasyabihat
(1.4.3) Memaksimalkan
pembelajaran bidang studi Akidah Akhlak
BAB II
AYAT-AYAT MUHKAMAT DAN AYAT-AYAT MUTASYABIHAT
2.1.Pengertian Ayat-Ayat Muhkamat
Al-Qur’an merupakan kitab suci
umat islam. Kalamullah ini menjadi petunjuk bagi umat manusia untuk mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan diakhirat. Namun untuk mendapatkan petunjuk dari
Al-Qur’an ini, tentunya kita harus membaca dan memahami arti serta makna yang
terkandung di dalam setiap lafas dan ayat dari Al-Qur’an tersebut.
Perlu diketahui
sebelumnya,bahwa secara sederhana ayat-ayat Al-Qur’an terbagi menjadi dua macam,
yaitu ayat–ayat muhkamat dan ayat-ayat mutasyabihat. Pembagian jenis dari
ayat-ayat Al-Qur’an ini berdasarkan kepada surat Huud ayat 1,surat Az Zumar
ayat 23 dan surat Ali Imran.
Ayat-ayat muhkamat adalah ayat-ayat Al-Qur’an
yang jelas makna dan pengaertiannya. Dengan kejelasan makna dan pengertian ayat
ini jauh dari perdebatan
2.2.PENGERTIAN AYAT-AYAT MUTASYABIHAT
Di dalam Al-Qur’an juga
terdapat ayat-ayat mutasyabihat. Ayat-ayat mutasyabihat adalah ayat-ayat
Al-Qur’an yang makna dan pengertiannya interpretable karena mengandung lebih
dari satu pengertian yang mungkin benar semuanya,sehingga timbul berbagai pendapat
di kalangan para ahli tafsir.
Karena makna dan pengertiannya
interpretable,membutuhkan intelektual yang cerdas dan pemikiran yang matang
serta ijtihatd yang mendalam guna memahami ayat-ayat mutasyabihat ini. Itu
artinya tidak semua orang bisa memahami ayat Al-Qur’an dengan mudah,ada
ayat-ayat tertentu yang membutuhkan otoritas-otoritas tertentu pula dalam
memahami redaksional Al-Qur’an. Ayat mutasyabihat ini hanya dapat dipahami oleh
’ar’rasikhuna fi’l ilmi’
2.3.CARA PANDANG DALAM MEMAHAMI
AYAT-AYAT MUTASYABIHAT
Menurut Prof.Dr.Sayid Ahmad
Musayyar dalam bukunya yang berjudul Al-Ilahiyat fi’l Aqidah Al-Islamiyah
menuliskan empat cara pandang dalam memahami ayat-ayat mutasyabihat di kalangan
ulama islam, yaitu sebagai berikut:
1.At’Tafwidh
At’Tafwidh adalah menyerahkan
segalanya kepada Allah. Cara pandang yang pertama ini cenderung digunakan oleh
mayoritas ulama klasik (salaf). Sebagai contoh surat Taha ayat 5 yang berbicara
mengenai persemayamam Allah SWT di atas Arsy
Disini para ulama klasik memahami ayat tersebut
sebagaimana adanya,artinya Allah SWT bersemayam di atas Arsy. Megenai
persemayaman Allah tidak dapat diketahui,melainkan hanya Allah SWT yang
mengetahuinya. Hal ini sesuai dengan catatan Ibnu Khaldun yang mengatakan
bahwasanya madzhab ulama klasik dalam memahami ayat mutasyabihat adalah
menyerahkan segalanya kepada Allah SWT dan tidak berkomentar mengenai maksud
dari ayat tersebut. Biasanya kelompok ini mengatakan perihal ayat mutasyabihat
dengan kalimat”hanya Allah yang tahu
maksudnya”
2.At’Tasybih
At’Tasybih menurut bahasa
adalah penyerupaan atau antropomorfisme,maksudnya adalah menyerupakan Allah SWT
sebagaimana ciptaan-nya. Mereka yang memiliki paradigma tasyhbih ini hanya
bersandar pada teks-teks ayat yang termaktub dan menafsirkannya secara literal
saja,alasan mereka karena Al-Qur’an turun dengan bahasa arab yang jelas. Jadi,
cukuplah dengan melihat makna literal ayat dalam memahami ayat mutasyabihat
Ada sekelompok ulama yang
berpandangan bahwa metode tasybih ini sangat beresiko buruk bahkan bisa
terjerumus dalam kekafiran,yakni penyerupaan Khalik dengan makhluk
3.At’Ta’wil
At’Ta’wil adalah pemberian
pengertian atas fakta-fakta tekstual dari sumber-sumber suci (Al-Qur’an dan
Sunnah) sedemikian rupa,sehingga yang diperlihatkan bukanlah makna yang
sebenarnya (hakikat) melainkan makna majazi.Cara pandang yang ketiga inilah
yang sering di sebut dengan interpretasi metaforis.
Maka para ahli ta’wil
beranggapan bahwa mereka (ahli tasybih) belum memahami bahasa Arab dengan
benar,karena dalam bahasa Arab ada makna yang hakikat dan makna majasi.
4.Al-itsbat bi’d Dlawabith
Al-itsbat bi’d dlawabith
adalah menetapkan apa yang telah termaktub dalam Al-Qur’an. Imam Abu Hanifah
dalam kitab Al-Fiqih Al-akbar mengatakan bahwasanya Allah mempunyai
tangan,wajah dan jiwa,sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an dan tidak
tergambarkan dalam benak ciptaan-ciptaan-Nya (manusia).
Gambaran sederhana dari
keempat metode di atas sebagai berikut,misalnya redaksional dari ayat
Al-Qur’an,surat Al-Fath ayat 10 yang berbunyi:”Tangan Allah di atas tangan-tangan mereka”
Ahli Tafwild mengatakan,hanya Allah SWT yang tahu maksudnya,kita tidak
boleh menafikannya,juga janganlah berpandangan bahwa ayat tersebut bermakna
majasi ataupun hakiki.
Ahli Tasybih berpandangan bahwa Tangan Allah sama seperti tangan
manusia,karena secara bahasa Tangan adalah tangan,dan dalam gambaran akal
tangan manusia lebih rasional untuk digambarkan menjadi Tangan Allah.
Ahli Ta’wil berpandangan bahwa Tangan Allah di sana adalah kalimat
majasi yang artinya adalah kekuasaan Allah,ahli Ta’wil ini tidak mengartikan
ayat tersebut secara leterlek akan tetapi ada kalimat-kalimat dalam bahasa Arab
yang memiliki makna majas.
Ahli It’sbat berpandangan bahwa Allah memiliki Tangan sebagaimana
ditetapkan di dalam Al-Qur’an dan tidak
mengatakan hanya Allah yang tahu maksudnya ,tangan Allah seperti tangan manusia
atau tangan Allah adalah kekuasaan Allah.
Dari keempat cara pandang di
atas hanya tiga metode saja yang dapat kita jadikan sandaran untuk memahami
ayat-ayat mutasyabihat, yakni Tafwild,Ta’wil
dan Itsbat. Sedangkan
cara pandang tasybih sangat tidak relevan jika dijadikan pegangan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Ayat-ayat dalam Al-Qur’an berdasarkan makna dan pengertiannya terbagi
dua,yaitu ayat-ayat muhkamat dan
ayat-ayat mutasyabihat.
2. Kita tidak boleh sembarangan dalam memaknai atau menafsirkan ayat-ayat
mutasyabihat
3.Cara pandang dalam memahami ayat-ayat mutasyabihat ada empat, yaitu Tafwild,Tasybih,Ta’wil,dan It’sbat.
4.Cara pandang yang boleh digunakan dalam memahami ayat-ayat mutasyabihat
hanya tiga,yaitu Tafwild,Ta’wil dan
It’sbat
3.2 SARAN
Kami menyarankan :
1.
Sebaiknya kita memperdalam bahasa Arab untuk
memudahkan dalam memahami Al-Qur’an
2.
Sebaiknya kita menggunakan cara pandang
Tafwild,Ta’wil dan It’sbat dalam memahami ayat-ayat mutasyabihat.
DAFTAR PUSTAKA
Sulaiman dan Affandi
Bakhtiar Akhlak-Ilmu Tauhid.CV.Talimas.Jakarta 1985
MATA PELAJARAN : AKIDAH
AKHLAK
GURU PEMBIMBIN : MUKHLIS S.Ag
MAKALAH
AYAT-AYAT MUTASYABIHAT
DAN MUHKAMAT
DISUSUN OLEH KELOMPOK I :
1.
SUSDAMITA
2.
RIFKI NALDI
3.
RAHMANILA
4.
YUSRIZAL FILKA
MADRASAH ALIYAH NEGERI KUOK
KEC. BANGKINAG BARAT
KAB. KAMPAR
T.P.
2009 – 2010
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb
Puji syukur alhamdulillah penulis ucapkan
kehadirat Allah SWT berkat karunia dan hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan
penulisan makalah yang bertema ayat-ayat muhkamat dan ayat-ayat mutasyabihat
Al-Qur’an merupakan perkataan Allah yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril untuk
menjadi petunjuk bagi umat manusia. Al-Qur’an terdiri dari 30 juz,114 surat dan
6.666 ayat. Dalam 6.666 ayat ini memiliki pemaknaan yang berbeda, oleh karena
itu ayat-ayat dalam Al-Qur’an di bedakan kepada dua jenis, yaitu ayat-ayat mutasyabihat dan ayat-ayat muhkamat
Kita sebagai umat muslim secara umum dan pelajar
muslim secara khususnya perlu mengetahui jenis surat dalam kitab suci kita ini.
Untuk memudahkan kita memilah dan memahami isi Al-Qur’an. Sehingga fungsi
Al-Qur’an bisa kita manfaatkan dalam kehidupan kita sehari-hari dan harapan
hidup bahagia dunia akhirat dapat kita
raih.
Terakhir penulis meminta maaf jika dalam penulisan
makalah ini terdapat kesalahan-kesalahan.
wassalam
30 september 2010
Penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar