BUDAYA TERLUPA, JATI
DIRI BANGSA SEMU
Budaya merupakan suatu
kebiasaan atau pola hidup yang dijalankan oleh sekelompok orang atau masyarakat
dan kemudian disosialisasikan atau dilakukan secara turun-temurun sehingga
menjadi ciri khas dan jati diri kelompok atau masyarakat tersebut. Indonesia
merupakan negara yang memiliki budaya yang beraneka ragam, di setiap daerah
memiliki ciri khas tersendiri. Dari sabang sampai marauke tersebar berbagai
budaya daerah yang membuat Indonesia lebih berwarna dan bermakna. Kesemua
budaya yang telah tertanam itu membawa kebaikan dan dampak positif bagi
pelakunya. Sehingga jati diri bangsa sebagai kesatuan dari daerah-daerah tetap
utuh dan terjaga.
Dewasa ini kita lihat
dan sadari ada beberapa budaya Indonesia yang terlupa oleh generasinya, salah
satunya adalah cara berpakaian dan rasa persaudaraan antar sesama. Indonesia
memiliki budaya berpakaian yang sopan dan tertutup, sebagai orang timur hal itu
merupakan suatu ciri khas kita. Ditambah lagi dengan jumlah penduduk Indonesia
yang delapan puluh lima persen adalah muslim. Seharusnya berpakain tertutup dan
islami lebih menonjol karena menjadi aturan bagi masyarakat mayoritas tersebut.
Tetapi saat sekarang ini budaya yang berpakaian tertutup sudah mulai
tertinggalkan.
Fenomena ini dapat kita
lihat di pusat-pusat perbelanjaan, tempat-tempat hiburan, serta tempat
keramaian lainnya. Tentunya kita semua
telah mengetahui pemandangan seperti apa yang ditemui di tempat-tempat tersebut,
seperti kaum hawa yang memakai rok mini, mini dress, dan lain sebagainya. Tidak
dapat dipungkiri lagi bahwa budaya berpakaian tertutup sudah mulai
ditinggalkan.
Ini semua tentunya
memberi dampak negatif, yaitu meningkatkan angka kriminalitas. Kita simak
berita yang disajikan di televisi, setiap hari ada saja berita pemerkosaan,
pelecehan seksual, bahkan pembunuhan dan mutilasi yang terjadi pada wanita. Sangat
miris kita menyaksikannya. Namun para wanita tidak merubah penampilannya dengan
alasan stylize agar
tidak dikatan ketinggalan zaman, walau nyawa dan keselamatan jadi taruhannya.
Selain budaya berpakain
tertutup yang mulai ditinggalkan, budaya Indonesia yang mulai terkikis yaitu
rasa persaudaraan antar sesama warga negara. Indonesia bisa mencapai
kemerdekaan setelah berabad-abad dijajah bangsa asing dikarena penduduk Indonesia yang pada waktu
itu masih dalam pengelompokan berdasarkan daerah masing-masing bersatu,
mengikat tali persaudaraan yang kuat sehingga kemerdekaan bisa diraih.
Namun sekarang tali
persatuan bangsa kita telah memudar, ikatan tali persaudaraan kita mulai
longgar. Kita lihat betapa banyaknya aksi tauran antar sekolah, antar kampung,
bahkan antar mahasisiwa. Selain itu berita yang masih jelas diingatan kita
yaitu aksi Geng Motor yang melakukan penganiayaan dan penganiayaan itu ada yang
berakhir maut. Nyawa seolah-olah tidak berharga lagi saat ini, hanya krena hal
spele seseorang dengan mudahnya membunuh tetangganya, orang tuanya, sahabatnya
atau istrinya. Ini menggambarkan rasa persaudaraan antar sesama warga satu
bendera sudah mulai hilang diantara kita.
Mengingat budaya itu
suatu hal yang dilakukan bersama-sama secara kontiniu, maka hal-hal yang
disebutkan diatas akankah menjadi ciri khas negara Indonesia? Jika budaya
Indonesia masih berpakaian tertutup dan memiliki rasa persaudaraan yang yang
kuat, tetapi yang terjadi justru sebaliknya, kemana jati diri bangsa ini? Yang
manakah jati diri bangsa saat ini?
Faktor-faktor yang
melatarbelakanginyayaitu pertama, kurangnya
penanaman dan penerapan nilai-nilai agama pada diri anak. Di sekolah-sekolah
umum pelajaran agama hanya dua jam, tentunya ini masih kurang, mengingat agama
merupakan tuntunan hidup yang paling ideal. Dengan keadaan seperti ini ditambah
lagi orang tua di rumah tidak atau kurang memberi pengajaran tentang agama atau
kurang mengontrol ibadah anak, terutama orang tua yang sibuk. Pengajian-pengajian
di mesjid pun tidak dihadiri, orang tua beralasan sibuk atau capek, anak
beralasan banyak tugas atau kumpul di mesjid tidak gaul.
Kedua, media
massa. Televisi merupakan media audiovisual yang paling dekat dengan kita.
Hampir setiap rumah penduduk ada televisi. Inilah yang ditonton orang tua,
remaja, bahkan anak-anak. Secara tidak langsung tayangan-tayangan yang ada
memberi pengaruh terhadap penikmatnya. Apalagi tayangan-tayangan sekarang ini
baik iklan maupun film atau sinetron menyuguhkan cara berpakain yang terbuka,
sehingga masyarakat berpikir hal itu suatu kewajaran dan biasa saja. Apabila
masyarakat telah mewajarkan hal itu maka secara tidak langsung kita telah
membunuh jati diri bangsa sendiri dari segi berpakaian.
Ketiga,
kurang kontrol orang tua. Akibat dari kurangnya
kontrol orang tua yaitu anak makin bebas dan mudah terpengaruh oleh lingkungan
yang kurang baik. Peranan orang tua sangat penting untuk membentuk generasi
yang beradab dan bermoral. Kekacauan yang ditimbulkan saat ini sedikit banyaknya
tentu ada dari kurangnya kontrol orang tua baik sekarang maupun waktu ia masih
kecil.
Jadi untuk
mengembalikan atau mempertahankan budaya Indonesia berpakaian tertutup maka
pelajaran agama harus lebih diperhatikan. Jika waktu dua jam disekolah tidak cukup,
bisa ditambah melalui memasukkan anak ke MDA atau mengikuti
pengajaian-pengajian di mesjid. Selain itu kita harus bisa memilah-milah apa
yang disuguhkan oleh media massa, agar ciri khas dan jati diri kita tetap
terjaga begitupun dengan keselamatan kita. Tentunya peran dan kontrol orang tua
sangat diperlukan disini, serta kesadaran dan kepedulian semua warga negara
terhadap budaya Indonesia .
Susdamita
(1105111601)
Program
Studi Bahasa dan Sastra Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar