Senin, 08 Oktober 2012

ARTIKEL BUDAYA TERLUPA, JATI DIRI BANGSA SEMU


BUDAYA TERLUPA, JATI DIRI BANGSA SEMU
Budaya merupakan suatu kebiasaan atau pola hidup yang dijalankan oleh sekelompok orang atau masyarakat dan kemudian disosialisasikan atau dilakukan secara turun-temurun sehingga menjadi ciri khas dan jati diri kelompok atau masyarakat tersebut. Indonesia merupakan negara yang memiliki budaya yang beraneka ragam, di setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri. Dari sabang sampai marauke tersebar berbagai budaya daerah yang membuat Indonesia lebih berwarna dan bermakna. Kesemua budaya yang telah tertanam itu membawa kebaikan dan dampak positif bagi pelakunya. Sehingga jati diri bangsa sebagai kesatuan dari daerah-daerah tetap utuh dan terjaga.
Dewasa ini kita lihat dan sadari ada beberapa budaya Indonesia yang terlupa oleh generasinya, salah satunya adalah cara berpakaian dan rasa persaudaraan antar sesama. Indonesia memiliki budaya berpakaian yang sopan dan tertutup, sebagai orang timur hal itu merupakan suatu ciri khas kita. Ditambah lagi dengan jumlah penduduk Indonesia yang delapan puluh lima persen adalah muslim. Seharusnya berpakain tertutup dan islami lebih menonjol karena menjadi aturan bagi masyarakat mayoritas tersebut. Tetapi saat sekarang ini budaya yang berpakaian tertutup sudah mulai tertinggalkan.
Fenomena ini dapat kita lihat di pusat-pusat perbelanjaan, tempat-tempat hiburan, serta tempat keramaian lainnya.  Tentunya kita semua telah mengetahui pemandangan seperti apa yang ditemui di tempat-tempat tersebut, seperti kaum hawa yang memakai rok mini, mini dress, dan lain sebagainya. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa budaya berpakaian tertutup sudah mulai ditinggalkan.
Ini semua tentunya memberi dampak negatif, yaitu meningkatkan angka kriminalitas. Kita simak berita yang disajikan di televisi, setiap hari ada saja berita pemerkosaan, pelecehan seksual, bahkan pembunuhan dan mutilasi yang terjadi pada wanita. Sangat miris kita menyaksikannya. Namun para wanita tidak merubah penampilannya dengan alasan stylize agar tidak dikatan ketinggalan zaman, walau nyawa dan keselamatan jadi taruhannya.
Selain budaya berpakain tertutup yang mulai ditinggalkan, budaya Indonesia yang mulai terkikis yaitu rasa persaudaraan antar sesama warga negara. Indonesia bisa mencapai kemerdekaan setelah berabad-abad dijajah bangsa asing  dikarena penduduk Indonesia yang pada waktu itu masih dalam pengelompokan berdasarkan daerah masing-masing bersatu, mengikat tali persaudaraan yang kuat sehingga kemerdekaan bisa diraih.
Namun sekarang tali persatuan bangsa kita telah memudar, ikatan tali persaudaraan kita mulai longgar. Kita lihat betapa banyaknya aksi tauran antar sekolah, antar kampung, bahkan antar mahasisiwa. Selain itu berita yang masih jelas diingatan kita yaitu aksi Geng Motor yang melakukan penganiayaan dan penganiayaan itu ada yang berakhir maut. Nyawa seolah-olah tidak berharga lagi saat ini, hanya krena hal spele seseorang dengan mudahnya membunuh tetangganya, orang tuanya, sahabatnya atau istrinya. Ini menggambarkan rasa persaudaraan antar sesama warga satu bendera sudah mulai hilang diantara kita.
Mengingat budaya itu suatu hal yang dilakukan bersama-sama secara kontiniu, maka hal-hal yang disebutkan diatas akankah menjadi ciri khas negara Indonesia? Jika budaya Indonesia masih berpakaian tertutup dan memiliki rasa persaudaraan yang yang kuat, tetapi yang terjadi justru sebaliknya, kemana jati diri bangsa ini? Yang manakah jati diri bangsa saat ini?
Faktor-faktor yang melatarbelakanginyayaitu pertama, kurangnya penanaman dan penerapan nilai-nilai agama pada diri anak. Di sekolah-sekolah umum pelajaran agama hanya dua jam, tentunya ini masih kurang, mengingat agama merupakan tuntunan hidup yang paling ideal. Dengan keadaan seperti ini ditambah lagi orang tua di rumah tidak atau kurang memberi pengajaran tentang agama atau kurang mengontrol ibadah anak, terutama orang tua yang sibuk. Pengajian-pengajian di mesjid pun tidak dihadiri, orang tua beralasan sibuk atau capek, anak beralasan banyak tugas atau kumpul di mesjid tidak gaul.
 Kedua, media massa. Televisi merupakan media audiovisual yang paling dekat dengan kita. Hampir setiap rumah penduduk ada televisi. Inilah yang ditonton orang tua, remaja, bahkan anak-anak. Secara tidak langsung tayangan-tayangan yang ada memberi pengaruh terhadap penikmatnya. Apalagi tayangan-tayangan sekarang ini baik iklan maupun film atau sinetron menyuguhkan cara berpakain yang terbuka, sehingga masyarakat berpikir hal itu suatu kewajaran dan biasa saja. Apabila masyarakat telah mewajarkan hal itu maka secara tidak langsung kita telah membunuh jati diri bangsa sendiri dari segi berpakaian.
Ketiga, kurang kontrol orang tua. Akibat dari kurangnya kontrol orang tua yaitu anak makin bebas dan mudah terpengaruh oleh lingkungan yang kurang baik. Peranan orang tua sangat penting untuk membentuk generasi yang beradab dan bermoral. Kekacauan yang ditimbulkan saat ini sedikit banyaknya tentu ada dari kurangnya kontrol orang tua baik sekarang maupun waktu ia masih kecil.
Jadi untuk mengembalikan atau mempertahankan budaya Indonesia berpakaian tertutup maka pelajaran agama harus lebih diperhatikan. Jika waktu dua jam disekolah tidak cukup, bisa ditambah melalui memasukkan anak ke MDA atau mengikuti pengajaian-pengajian di mesjid. Selain itu kita harus bisa memilah-milah apa yang disuguhkan oleh media massa, agar ciri khas dan jati diri kita tetap terjaga begitupun dengan keselamatan kita. Tentunya peran dan kontrol orang tua sangat diperlukan disini, serta kesadaran dan kepedulian semua warga negara terhadap budaya Indonesia .

                                                                     Susdamita (1105111601)
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar